Upacara adat merupakan upaya manusi auntuk menyatu dengan alam sebagai anugerah Sang Pencipta. Dalam masyarakat Jawa, upacara adat merupakan salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan sehari-hari. Upacara adat sendiri memiliki banyak fungsi dan kegunaan dalam kehidupan masyarakat Jawa.
Ceprotan merupakan upacara adat di Kabupaten Pacitan yang menjadi salah satu primadona. Upacara ini berlatar puji syukur atas kemakmuran Desa Sekar,Kecamatan Donorojo yang terus dilestarikan. Upacara ini telah dilakukan turun-temurun oleh masyarakat. Tradisi ceprotan ini dijadikan ritual adat yang dilakukan sebagai wujud membersihkan desa dari marabahaya.
Ceprotan sendiri berasal dari kata “ceprot” dalam bahasa Jawa yang berarti memancar dengan keras seakan-akan disemprotkan. Kata ini diambil dari kata “ceprot” pada saat upacara berlangsung, yaitu ketika para pemain terkena lemparan kelapa muda. Namun ada juga yang mengartikan “ceprot” berasal dari kisah masa lalu dimana Dewi Sekartaji sengaja menumpahkan air kelapa ke tanah ketika sedang minum. Atau dengan kata lain asalmula istilah ceprotan berkaitan dengan cerita Ki Godeg dan Dewi Sekar yang berkembang di Masyarakat Desa Sekar.
Upacara Ceprotan ini dilakukan atau digelar di tanah lapang, dan dimulai pada sore hari sekitar jam 18.00 atau diwaktu surup. Waktu surup dirasakan sebagai saat-saat genting, yang bisa membawa banyak gaib, yang akan membawa kesengsaraan dan penyakit kepada manusia maupun tanaman. Selain itu, pemilihan waktu surup karena dianggap waktu maghrib adalah waktu pergantian hari, baik itu dari pandangan agama islam maupun budaya Jawa. Jadi, pemilihan waktu maghrib karena pada saat itu akan dimulainya hari baru, babak baru untuk kehidupan esoknya.
Prosesi upacara ceprotan dimulai dengan pembacaan doa oleh sesepuh Desa. Setelah itu kemudian disusul masuknya iring-iringan orang yang berbusana adat Jawa yang masuk ke area tempat upacara dengan membawa sesajen berupa ayam panggang atau ingkung, jadah ketan, beras dan beberapa panganan lain yang dibentuk menjadi tumpeng. Sajen berupa kembang, dupa dan kemenyan tidak mengalami perubahan, karen asesajian merupakan sakral dan sudah dari nenek moyang.
Setelah iring-iringan sesaji, disusul dengan masuknya iringan yang dipimpin oleh ketua adat yang memerankan Kyai Godeg dan Dewi Sekartaji yang diperankan oleh istrinya. Disusul kelompok pemuda dan warga masyarakat yang menggambarkan murid-murid berjalan beriringan di belakagnya. Mereka menampilkan sendratari yang menceritakan perjalanan Kyai Godeg dan Dewi Sekartaji ketika sedang membuka hutan di daerah Desa Sekar.
Sevelum iring-iringan, tarian sendratari lebih dulu mengantar sesaji menuju gapura yang sudah dihiasi janur. Di sekitar tempat upacara juga disiapkan beberapa buah kelapa yang sudah direndam sebelumnya dan diwadahkan di keranjang. Setelah sendratari selesai, kedu apemeran berjalan menuju panggung dan menyaksikan para murid-muridnya berlatih yang dilambangkan dengan tarian yang diiringi gendhing karawitan.
Setelah melakukan sendratari, murid Kyai Godeg dibagi menjadi dua kelompok. Ada salah seorang yang melarikan ingkung atau “pitik cangakan” kemudian yang bawa ingkung ini dilempari kelapa. Begitu seterusnya acara saling melempar kelapa muda antara dua kubu sampai habis. Mereka percaya bahwa siapa yang terkena cipratan air kelapa tersebut bisa mendapat rejeki. Setelah semua selesai, prosesi disambung dengan tarian bersama dan pembacaan doa oleh sesepuh desa, lalu ditutup dengan pembagian sesaji kepada masyarakat yang hadir.
Upacara ini rutin dilakukan oleh masyarakat desa, bahkan upacara ini juga digelar dalam acara-acara tertentu. Misal pada hari ulang tahun Kota Pacitan atau ketika ada tamu dari luar negeri.
Kami selaku konsultan pariwisata mengucapkan terimakasih kepada Instansi terkait atas kepercayaan dan kerjasamanya. Demikian artikel penelitian pariwisata ini disusun, semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam pembangunan pariwisata setempat.
Kata kunci: Konsultan pariwisata, penelitian pariwisata, kajian pariwisata
Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di +62 812-3299-9470