Sebuah saluran irigasi di Kampung Mrican, Giwangan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta bertransformasi jadi kolam budidaya ikan hias dan konsumsi. Saluran yang bersebelahan dengan Sungai Gajah Wong dan Bendung Lepen tersebut sontak jadi objek wisata usai viral di media sosial.
Keriuhan sejumlah bocah yang asyik memberi makan ikan-ikan, membahana di salah satu ruas saluran irigasi Kampung Mrican, Kelurahan Giwangan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakara (DIY). Ditemani orang tuanya, anak-anak itu melemparkan pelet ke air jernih yang langsung disambut dengan lahap oleh ikan-ikan koi dan nila berukuran besar.
Saluran irigasi itu bernama Bendhung Lepen, destinasi wisata baru yang menjadi buah bibir di Kota Yogyakarta. Selain memberi makan ikan dan sesekali mencelupkan kaki ke air yang penuh dengan ikan, mereka bisa naik perahu yang disewakan warga.
Tak banyak pengunjung yang tahu bahwa Bendhung Lepen dulunya tempat yang kumuh. Lokasi yang sekarang menjadi taman, dulunya adalah kandang hewan. Aliran airnya irigasi juga kotor dan sering tersumbat karena banyak sampah. Tak jarang warga yang mengeluh bau tak sedap menguar dari sana. Akan tetapi para pemuda Kampung Mrican punya ide cemerlang.
Pada awal 2019, sejumlah pemuda bergotong royong membersihkan saluran irigasi. Mereka mengangkut sampah yang menyumbat dan lumpur yang mengendap. Sedemikian lamanya tak pernah dibersihkan, sedimentasi endapan lumpur mencapai setengah meter. Selang tiga bulan kemudian, setelah saluran irigasi bersih dari sampah dan lumpur, para pemuda menempatkan sekat di kedua ujung aliran air kemudian melepaskan beragam ikan.
Upaya para pemuda sempat tidak mendapat dukungan penuh warga. Tak sedikit yang menganggap apa yang dilakukan para pemuda sia-sia belaka. Namun, tanpa banyak bicara, kerja keras menghasilkan lingkungan indah dan populasi ikan yang melimpah.
Beberapa bulan setelah melepaskan ikan, para pemuda mulai mendulang hasilnya.
Saat panen pertama, sebanyak delapan kuintal ikan bisa dikumpulkan. Kemudian pada panen kedua, September lalu, lebih dari dua ton ikan berhasil dijual. Para pemuda juga mendulang rupiah dari menjual pelet pakan ikan serta fasilitas memancing kepada pengunjung. Seluruh penjualan mereka bagikan ke tempat ibadah dan panti jompo. Semua pencapaian ini tak hanya membuat lingkungan berubah, perilaku warga pun berganti. Mereka yang awalnya mencibir kini memuji dan turut menjaga lingkungan.
Tak ada aturan tertulis dilarang membuang sampah ke irigasi. Hanya saja kesadaran warga Mrican sudah terbentuk. Tak sedikit yang takjub pada perubahan yang terjadi di Kampung Mrican. Salah satunya adalah Temu Asih. Perempuan 58 tahun ini mengaku sempat pesimistis dengan upaya para pemuda. Sekarang dia tak cuma bisa menikmati lingkungan yang bersih dan indah, tapi juga merasakaan manfaat ekonominya mengingat Bendhung Lepen telah menjadi destinasi wisata di Kota Yogyakarta.
Ke depan, pemuda Kampung Mrican akan menambah pembatas di saluran irigasi untuk melepasliarkan ikan. Sekarang hanya sekitar 50 meter yang ada ikannya. Suradianto sudah mengukur, panjang saluran irigasi yang melintasi kampungnya sekitar 1 km, dan masih ada saluran irigasi yang bisa dimanfaatkan untuk melepasliarkan ikan. Terawatnya aliran irigasi dari Sungai Gajah Wong membuat anak-anak Kampung Mrican sekarang sering menggunakannya untuk mandi. Mereka terlihat senang dan mandi ramai-ramai. Kata Suradianto, sebelum dibersihkan, tak ada yang mau mandi karena kotor penuh sampah dan bau.
No responses yet