Jejak Kuliner Bangsa Tionghoa

Jejak Kuliner Bangsa Tionghoa

Sejarah Kedatangan Bangsa Tionghoa

Kedatangan bangsa Tionghoa ke Indonesia telah terjadi sejak berabad-abad lampau. Catatan sejarah menunjukkan bahwa hubungan perdagangan antara Indonesia dan Tiongkok sudah terjalin sejak abad ke-5 Masehi. Para pedagang Tionghoa datang ke Nusantara untuk mencari rempah-rempah, kayu cendana, dan emas. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa historiografi atau penulisan sejarah Indonesia tidak lepas dari peran bangsa China di Indonesia. 

Keberadaan bangsa China di Indonesia masih sulit dipastikan secara pasti, namun dugaan awal masuknya bangsa China di Indonesia diketahui dari penemuan benda arkeologi. Dilansir dari buku Tionghoa dalam Pusaran Politik, masuknya bangsa China karena temuan benda tembikar di Jawa Barat, Lampung, dan Kalimantan Barat. Sejumlah benda arkeolog lain juga ditemukan, yang memperlihatkan ada kemungkinan adanya kedatangan bangsa Tionghoa ke Nusantara. 

Jejak Kuliner Bangsa Tionghoa

Kedatangan bangsa Tionghoa yang diperkirakan terjadi sejak abad ke-5 Masehi ini, membawa budaya serta tradisi ke Nusantara, termasuk tradisi kuliner. Seiring waktu, kuliner Tionghoa beradaptasi dengan bahan-bahan lokal dan selera masyarakat Indonesia, menghasilkan hidangan khas yang lezat dan unik.

Salah satu kuliner populer khas Tionghoa yaitu Tahu Pong. Tahu pong adalah makanan khas Semarang yang terbuat dari tahu goreng berongga dan disajikan dengan berbagai topping dan bumbu. Tahu pong banyak dijumpai di berbagai tempat, baik di warung kaki lima maupun restoran. Selain tahu pong, ada juga wedang tahu khas Semarang yang cocok dinikmati saat cuaca dingin. Wedang tahu merupakan kuliner yang terdiri dari kembang tahu, kuah jahe, susu kental manis, dan topping seperti kacang tanah goreng, roti goreng, atau kolang-kaling. 

Selain di Semarang, Bangka Belitung juga memiliki tradisi kuliner peninggalan Bangsa Tionghoa. Beberapa kuliner khas Tionghoa yang bisa dijumpai diantaranya tahu kok, mie bangka, kue si kentut, dan hok lo pan atau martabak manis. 

Di Kalimantan Barat, juga bisa dijumpai kuliner khas Tionghoa karena bangsa Tionghoa telah menetap sejak abad ke-7. Beberapa kuliner diantaranya koipeng atau nasi campur khas Pontianak, lak tau suan (bubur kacang hijau pontianak), dan ce huan tiau (cendol pontianak). 

Baca juga : Menjelajahi Keindahan Alam dan Budaya di Desa Wisata Tembi

Jejak kuliner Tionghoa di Indonesia merupakan bukti nyata akulturasi budaya yang memperkaya khazanah kuliner Nusantara. Menikmati hidangan Tionghoa tak hanya memuaskan rasa lapar, tetapi juga membawa kita pada perjalanan sejarah dan budaya bangsa Tionghoa yang penuh warna.

Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di (0812-3299-9470).

Tags:

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

3 × two =

Latest Comments