Studi Kasus Pariwisata di Indonesia : Kepuasan Pramuwisata di Karimunjawa

rencana induk pembangunan pariwisata daerah

studi kasus pariwisata di indonesia

Studi kasus pariwisata di Indonesia

Karimunjawa, sebuah destinasi pariwisata di Jawa Tengah yang terkenal dengan keindahan alam bawah lautnya, menjadi salah satu tujuan utama bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Industri pariwisata di daerah ini memainkan peran penting dalam mendatangkan devisa bagi negara. Salah satu komponen penting dalam industri pariwisata adalah pramuwisata, yang berfungsi sebagai garda terdepan dalam memberikan pelayanan kepada wisatawan. Dalam konteks ini, kualitas layanan pramuwisata sangat mempengaruhi tingkat kepuasan wisatawan.

Pramuwisata tidak hanya berfungsi sebagai pemandu, tetapi juga sebagai duta wisata yang memperkenalkan kekayaan alam dan budaya setempat kepada wisatawan. Kualitas pelayanan yang diberikan oleh pramuwisata sangat mempengaruhi pengalaman wisatawan, yang pada akhirnya berdampak pada citra destinasi wisata itu sendiri. Sebuah studi yang dilakukan oleh Voettie Wisataone, Rosidah, dan Nadia Sasmita Wijayanti dalam Jurnal Warta LPM (2022) menyoroti pentingnya layanan prima dalam industri pariwisata Karimunjawa.[1]

Dalam studi yang dipublikasikan di Jurnal Warta LPM, Wisataone, Rosidah, dan Wijayanti meneliti efektivitas program pendampingan layanan prima bagi Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) di Kecamatan Karimunjawa. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pramuwisata dalam memberikan pelayanan terbaik kepada wisatawan dan dilaksanakan selama tiga hari dengan menggunakan metode mentoring.

Pada hari pertama, program diawali dengan workshop yang memberikan materi terkait layanan prima. Workshop ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam kepada pramuwisata tentang konsep layanan prima, teknik berkomunikasi yang efektif, dan cara mengatasi keluhan wisatawan. Materi yang disampaikan mencakup berbagai aspek penting, seperti etika pelayanan, keterampilan interpersonal, dan pengetahuan tentang destinasi wisata.

Hari Kedua dan Ketiga: Mentoring Langsung

Setelah menerima materi teori, para pramuwisata kemudian mengikuti mentoring langsung selama dua hari. Pada tahap ini, mereka diberi kesempatan untuk mempraktikkan layanan prima dalam situasi nyata. Mentoring ini dilakukan dengan cara mendampingi pramuwisata saat mereka melayani wisatawan, memberikan umpan balik, dan melakukan evaluasi kinerja secara langsung. Pendekatan ini memungkinkan para pramuwisata untuk mengaplikasikan teori yang telah dipelajari dan mendapatkan masukan konstruktif untuk perbaikan layanan.

Hasil dan Dampak Program

Hasil dari studi yang dilakukan oleh Wisataone, Rosidah, dan Wijayanti menunjukkan hasil yang positif. Sebanyak 43.3% peserta sepenuhnya memahami materi yang disampaikan, dan 53.3% peserta mampu mempraktikkan layanan prima dengan baik. Hasil ini menunjukkan bahwa program ini berhasil meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pramuwisata dalam memberikan pelayanan yang memuaskan.

Peningkatan kualitas pelayanan ini diharapkan dapat meningkatkan tingkat kepuasan wisatawan yang berkunjung ke Karimunjawa. Kepuasan wisatawan adalah ukuran keberhasilan pelayanan dan dapat berdampak pada peningkatan kunjungan wisata di masa mendatang. Wisatawan yang puas cenderung akan memberikan ulasan positif dan merekomendasikan destinasi wisata tersebut kepada orang lain, yang pada akhirnya dapat meningkatkan popularitas dan jumlah kunjungan wisata.

Kesimpulan

Studi kasus pariwisata di Indonesia mengenai kepuasan pariwisata di Karimunjawa melalui program pendampingan pramuwisata menunjukkan bahwa peningkatan kualitas pelayanan dapat dicapai melalui pelatihan dan mentoring yang efektif. Pramuwisata yang terampil dan berpengetahuan luas mampu memberikan pelayanan yang memuaskan dan menciptakan pengalaman wisata yang menyenangkan bagi wisatawan.

Keberhasilan program ini menunjukkan pentingnya investasi dalam pengembangan sumber daya manusia dalam industri pariwisata. Dengan meningkatkan kompetensi pramuwisata, destinasi wisata seperti Karimunjawa dapat terus menarik minat wisatawan dan bersaing di kancah pariwisata global. Program semacam ini sebaiknya terus dilanjutkan dan dikembangkan untuk memastikan bahwa standar layanan prima selalu terjaga dan wisatawan selalu mendapatkan pengalaman terbaik selama berwisata.

Melalui upaya bersama antara pemerintah, pelaku industri pariwisata, dan komunitas pramuwisata, Karimunjawa dapat terus mengukuhkan posisinya sebagai destinasi wisata unggulan yang menawarkan keindahan alam sekaligus pelayanan prima kepada setiap wisatawan yang datang.

Baca juga : Tren Pariwisata Hari Ini: Mengupas Fenomena dan Strategi Terbaru

Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di 081232999470.

 

[1] Voettie Wisataone, Rosidah, Nadia Sasmita Wijayanti. “Mewujudkan Kepuasan Wisatawan Karimunjawa dengan Pendampingan Pelayanan Prima Pramuwisata.” Jurnal Warta LPM, vol. 25, no. 4, Oktober 2022, hlm. 504-513. p-ISSN: 1410-9344; e-ISSN: 2549-5631.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

fourteen − eleven =

Latest Comments