Desa Wisata Kemiren, yang terletak di Kabupaten Banyuwangi, merupakan salah satu destinasi wisata yang menawarkan keunikan budaya suku Osing. Sebagai desa wisata yang terus berkembang, penting untuk melakukan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) guna memahami potensi serta tantangan yang menjadi tantangan oleh desa ini dalam upaya meningkatkan daya tariknya sebagai destinasi wisata unggulan.
Kekuatan (Strengths)
Desa Wisata Kemiren memiliki kekuatan yang signifikan dalam hal budaya dan tradisi suku Osing yang masih terjaga dengan baik. Keaslian budaya ini menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang ingin merasakan pengalaman otentik. Selain itu, desa ini juga memiliki kekayaan alam yang indah, seperti pemandangan sawah dan pegunungan yang menambah daya tarik wisata. Adanya dukungan dari pemerintah daerah dalam mengembangkan desa wisata ini juga menjadi kekuatan tersendiri.
Kelemahan (Weaknesses)
Meskipun memiliki banyak kelebihan, Desa Wisata Kemiren juga menghadapi beberapa kelemahan. Infrastruktur di desa ini masih terbatas, terutama dalam hal aksesibilitas dan fasilitas penunjang pariwisata seperti penginapan dan restoran. Selain itu, keterbatasan sumber daya manusia yang terlatih dalam mengelola pariwisata juga menjadi kendala. Promosi yang kurang maksimal di tingkat nasional dan internasional juga menjadi kelemahan yang perlu diatasi untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
Peluang (Opportunities)
Desa Wisata Kemiren memiliki peluang besar untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai destinasi wisata budaya yang unggul. Peningkatan tren wisata berbasis budaya dan edukasi membuka peluang untuk menarik lebih banyak wisatawan, terutama dari kalangan yang ingin belajar dan menghargai kebudayaan lokal. Selain itu, adanya potensi kolaborasi dengan pihak swasta dan lembaga pendidikan untuk mengembangkan program-program wisata berbasis edukasi dan pelatihan juga menjadi peluang yang bisa dimanfaatkan.
Ancaman (Threats)
Namun, desa ini juga menghadapi ancaman yang perlu diwaspadai. Salah satunya adalah perubahan iklim yang dapat mempengaruhi keindahan alam dan kelestarian budaya di desa ini. Selain itu, persaingan dengan desa wisata lainnya yang juga menawarkan pengalaman budaya dapat menjadi ancaman jika Desa Kemiren tidak mampu terus berinovasi dan mempertahankan keunikannya. Ancaman lainnya adalah globalisasi yang dapat mengikis nilai-nilai tradisional jika tidak dikelola dengan baik.
Baca juga : Rencana Induk Pariwisata Terpadu pada Destinasi Wisata Bersifat Konservasi di Labuan Bajo
Kesimpulan
Analisis SWOT Desa Wisata Kemiren menunjukkan bahwa desa ini memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata unggulan dengan keunikan budayanya. Namun, untuk mencapai hal tersebut, diperlukan pengelolaan yang lebih baik dalam mengatasi kelemahan dan ancaman yang ada. Dengan memanfaatkan peluang yang tersedia dan memperkuat kelebihan yang dimiliki, Desa Wisata Kemiren dapat terus berkembang dan menarik lebih banyak wisatawan.
Sumber Gambar: jatim.idntimes.com
Sumber Referensi:
- Dinas Pariwisata Kabupaten Banyuwangi. (2023). Laporan Pengembangan Desa Wisata Kemiren. Banyuwangi.
- Suraji, D. (2024). Strategi Pengembangan Wisata Budaya di Banyuwangi. Banyuwangi: Universitas PGRI Banyuwangi.
- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (2024). Panduan Pengelolaan Desa Wisata di Indonesia. Jakarta.
Untuk informasi lainnya hubungi admin kami di:
Whatsapp: (0812-3299-9470)
Instagram: @jttc_jogja
No responses yet