Kekuatan (Strengths) Desa Wisata Tigawasa
Desa Wisata Tigawasa di Bali memiliki kekuatan yang signifikan sebagai destinasi wisata. Pertama, kekayaan budaya lokal menjadi daya tarik utama, terutama dalam hal seni ukir dan anyaman bambu khas Tigawasa yang telah masyarakat luas kenal. Kedua, keindahan alam Tigawasa yang meliputi pemandangan pegunungan dan sawah yang asri memberikan pengalaman wisata alam yang autentik dan menenangkan. Selain itu, masyarakat desa yang ramah dan masih menjunjung tinggi tradisi lokal turut memperkaya pengalaman wisatawan. Semua ini menjadikan Tigawasa sebagai destinasi yang unik dan otentik, berbeda dari tempat wisata lain di Bali.
Kelemahan (Weaknesses) Desa Wisata Tigawasa
Meski memiliki banyak kekuatan, Desa Wisata Tigawasa juga menghadapi sejumlah kelemahan. Salah satunya adalah aksesibilitas yang masih terbatas. Jalan menuju desa ini relatif sempit dan kurang terawat, sehingga sulit dijangkau oleh kendaraan besar. Selain itu, fasilitas penunjang wisata seperti akomodasi, restoran, dan layanan kesehatan masih minim dan belum memadai untuk mendukung kebutuhan wisatawan dalam jumlah besar. Keterbatasan ini dapat mengurangi daya tarik desa bagi wisatawan yang menginginkan kenyamanan modern selama berlibur.
Peluang (Opportunities) untuk Pengembangan Desa Wisata Tigawasa
Desa Wisata Tigawasa memiliki peluang besar untuk berkembang lebih lanjut sebagai destinasi wisata unggulan di Bali. Salah satu peluang utamanya adalah peningkatan minat wisatawan terhadap wisata budaya dan ekowisata. Dengan semakin banyak wisatawan yang mencari pengalaman otentik dan berkelanjutan, Tigawasa dapat memposisikan dirinya sebagai destinasi yang menawarkan keduanya. Selain itu, dukungan dari pemerintah dan lembaga non-pemerintah dalam bentuk pelatihan dan peningkatan infrastruktur juga membuka peluang untuk memperbaiki fasilitas desa dan mengembangkan produk wisata yang lebih inovatif.
Ancaman (Threats) yang Dihadapi Desa Wisata Tigawasa
Ancaman terbesar bagi Desa Wisata Tigawasa adalah persaingan dengan destinasi wisata lain di Bali yang lebih terkenal dan sudah berkembang. Selain itu, modernisasi yang tidak terkendali dapat mengikis kekayaan budaya lokal yang menjadi daya tarik utama desa ini. Jika tidak dikelola dengan baik, Tigawasa berisiko kehilangan identitasnya sebagai desa wisata budaya. Selain itu, perubahan iklim dan bencana alam juga menjadi ancaman bagi keberlanjutan desa ini sebagai destinasi wisata, mengingat ketergantungan pada alam sebagai daya tarik utama.
Baca juga : Membangun Pelayanan Prima Melalui Pelatihan Bahasa Inggris
Kesimpulan
Analisis SWOT Desa Wisata Tigawasa menunjukkan bahwa meskipun desa ini memiliki kekuatan dan peluang yang signifikan, ada pula kelemahan dan ancaman yang perlu diatasi. Dengan strategi yang tepat, seperti peningkatan aksesibilitas, pengembangan fasilitas, dan pelestarian budaya lokal, Tigawasa dapat memaksimalkan potensi wisatanya dan bersaing di pasar wisata yang semakin kompetitif.
Sumber Gambar : obyekwisataterlengkap.blogspot.com
Sumber Referensi
- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. (2023). Panduan Pengembangan Desa Wisata Berbasis Budaya. Diakses dari https://kemenparekraf.go.id
- Darma, I. N. (2022). Pariwisata Berkelanjutan di Bali: Studi Kasus Desa Wisata Tigawasa. Jurnal Pariwisata Indonesia, 14(2), 87-99.
- Pitana, I. G. (2021). Pengelolaan Desa Wisata di Era Globalisasi. Denpasar: Pustaka Bali.
Untuk informasi lainnya hubungi admin kami di:
Whatsapp: (0812-3299-9470)
Instagram: @jttc_jogja
No responses yet