Anjuran dan Pantangan di Gunung Merapi

sleman

Anjuran dan Pantangan di Gunung Merapi – Di samping berbagai ritual yang dilakukan masyarakat pada hari-hari khusus dan momen-momen tertentu, dalam kehidupan sehari-hari masyarakat lereng Merapi juga mengamalkan beberapa anjuran dan pantangan yang bersumber dari Mitos Gunung Merapi yang dihayati. Anjuran dan pantangan tersebut ada yang berupa sikap, perkataan, tindakan, atau bahkan penentuan arah.

Setidaknya ada lima pantangan yang ditemukan oleh Suaka (2020, p. 308) dalam penelitiannya, yakni

  1. Masyarakat tidak menyabit rumput sembarangan
  2. Tidak menebang pohon di tempat-tempat angker/sakral
  3. Tidak memindahkan benda-benda
  4. Tidak membangun rumah menghadap ke arah gunung
  5. Tidak berburu binatang di hutan

Selain itu, Wirasanti (2009, p. 580) juga menemukan pantangan-pantangan lain seperti

  1. Tidak boleh berbicara kotor
  2. Tidak boleh buang air kecil maupun besar
  3. Tidak boleh mengucapkan mbledos atau jebluk untuk menyebut letusan Merapi
  4. Tidak boleh mengucapkan wedhus gembel
  5. Tidak boleh menangkap hewan macan putih di Hutan Blambangan

Mengenai pantangan perkataan, (Triyoga, 2010, pp. 101–103) menerangkan bahwa masyarakat sebaiknya tidak mengatakan apa pun yang menggambarkan situasi Gunung Merapi tatkala erupsi, karena dipercaya dapat membawa ganjaran hingga kematian. Hal ini disebabkan oleh kepercayaan bahwa material-material yang dilontarkan Gunung Merapi saat erupsi merupakan makhluk-makhluk halus yang akan marah apabila dibicarakan. Orang-orang yang sedang mendaki pun tidak boleh mengeluh dan heran dalam situasi apa saja. Para pendaki dianjurkan untuk mengucapkan salam ketika menghadapi rintangan di tengah pendakian, misalnya kabut tebal. Di tempat-tempat tertentu, ada laku-laku yang sebaiknya dijalankan oleh para pendaki, seperti lampah ndhodhok atau berjalan jongkok di daerah bebatuan (Triyoga, 2010, p. 104). Berbagai anjuran dan pantangan inilah yang menjadi alasan masyarakat dan para pendaki harus meminta izin kepada Juru Kunci Merapi apabila akan melakukan pendakian ataupun kegiatan lainnya di Gunung Merapi, karena Juru Kunci bertugas untuk memberi petunjuk dan arahan terkait keadaan Gunung Merapi demi keselamatan dan ketenteraman masyarakat yang menghuninya.

Baca juga : Kolaborasi Mitos dan Sains dalam Mitigasi Bencana

Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di(0812-3299-9470).

Tags:

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

seven + 17 =

Latest Comments