Potensi besar industri pariwisata di Indonesia menarik untuk dikaji. Pada dasarnya semua daerah memiliki keunikan masing-masing, hal inilah yang menjadi nilai jual pariwisata. Diperlukan pemetaan pariwisata untuk pengelolaan objek pariwisata.
Selain itu, perkembangan media sosial dan jejaring media bisa dengan mudah mendukung pemasaran pariwisata. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak menjual kepariwisataan.Bahkan tiap daerah secara tidak langsung bisa menjadi daerah tujuan wisata, sehingga tinggal mengemas dan memasarkan. Salah satu metodenya adalah dengan pemetaan pariwisata.
Keberadaa industri pariwisata berdampak sistemik terhadap geliat ekonomi secara berkelanjutan karena mata rantai sektor ini sangat kompleks. Selain itu, industri pariwisata juga lekat dengan industri kreatif dan kerajinan, termasuk juga peluang bagi daerah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki.
baca juga : Studi Kasus Pariwisata di Indonesia, Wisata Bahari Tiada Duanya
Seperti contoh Yogyakarta misalnya dengan beragam karakteristiknya memiliki potensi besar dalam pengembanga industri pariwisata, baik itu wisata alam atau buatan. Artinya, potensi wisata Yogyakarta bukan hanya Malioboro dan Pantai Parangtritis, tapi tersebar dan karenanya perlu pemetaan sehingga bisa diklasifikasi sesuai kepentingan pengembangan, pemasaran, dan branding, termasuk juga revitalisasi dan restrukturisasi terhadap peran dan fungsi bangunan (fisik) dan non fisik. Terkait hal ini, pemerintah daerah tidak bisa mengelak dari tuntutan untuk mengalokasikan dana bagi pengembangan pariwisata.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk pemetaan pariwisata adalah Geography Information System (GIS) atau Sistem Informasi Geografis (SIG). Geography Information System (GIS) atau Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sejenis perangkat lunak yang dapat digunakan untuk pemasukan, pengeluaran, penyimpanan, editing, menambahkan, mengurangi, manipulasi, menampilkan, dan mengeluarkan informasi geografis mengenai objek yang ada di permukaan bumi berupa objek-objek yang berpotensi untuk dijadikan sebagai kawasan pariwisata, kawasan pemukiman, kawasan diagonal, kawasan migrasi, kawasan horizontal, kawasan vertikal, kawasan potensial, kawasan terpusat, serta kawasan transmigrasi. Dengan demikian, pengembangan objek dan daya tarik wisata menggunakan pemetaan pariwisata secara optimal mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dengan mempertimbangkan hal tersebut maka penanganan yang baik sangat diperlukan dalam upaya pengembangan daya tarik wisata kedepan.
Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di (0812-3299-9470).
No responses yet