Budaya dan Kebudayaan

Yapong

Budaya dan Kebudayaan – Istilah budaya dan kebudayaan sudah tak awam kita jumpai dalam banyak bacaan maupun lontaran langsung seseorang. Kedua kata ini memiliki makna yang berbeda meski berasal dari bentuk kata yang sama. Apakah makna dari budaya sama dengan kebudayaan. Atau kebudayaan adalah bentuk karsa dri budaya itu sendiri.  Lalu bagaimana kedua kata tersebut digunakan agar sesuai dengan konteksnya. Mari kita cermati bersama perbedaan makna dan penggunaan kedua istileh tersebut lebih dalam.

“Budaya” dan “Kebudayaan” Dalam KUBI dijelaskan bahwa istilah “Budaya” dapat diartikan sebagai: 1. pikiran, akal, 2. mengolah: mempunyai kebudayaan, pemikiran dan kecerdasan untuk maju. Sedangkan istilah “Kebudayaan” mempunyai arti sebagai berikut: 1. hasil refleksi intelektual dan budaya, 2. Peradaban merupakan hasil kecerdasan manusia, 3. Pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial digunakan untuk kehidupan dan bermanfaat bagi manusia.

Dalam pengertian lain dijelaskan bahwa pengertian “kebudayaan” diasimilasikan dengan istilah culture (Belanda), culture (Inggris) berasal dari bahasa latin colore yang berarti mengolah, membuat karya, pemupukan dan pengembangan terutama pengolahan tanah. atau pertanian. Dari pengertian tersebut, kata kebudayaan berkembang menjadi “segala daya dan kegiatan manusia yang bertujuan untuk merawat dan mengubah alam”.

Koentjoronigrat mengungkapkan bahwa “kebudayaan” berasal dari bahasa sansekerta buddhayah yakni bentuk jamak dari ‘buddhi’ yang berarti budi atau  akal.  Sehingga ‘kebudayaan’ dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Ada juga yang menerangkan bahwa kata‘budaya’ sebagai perkembangan dari  kata  majemuk  ‘budidaya’  yang berarti  daya  dari  budi,  karena  itu, oleh karenanya terdapat perbedaan pengertian dari kata “Budaya” dengan “Kebudayaan”. Budaya adalah ‘daya dari budi’ yang berupa cipta,karsa dan rasa sedangkan ‘kebudayaan’ adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa itu.

Selanjutnya Linton dalam  bukunya berjudul the  culture  background  of personality mengatakan    bahwa kebudayaan  adalah  konfigurasi  dari tingka laku dan hasil laku  yang unsur-unsur   pembentukannya   didukung serta   diteruskan   oleh   anggota masyarakat  tertentu. Dan Klukhohn dan   Kelly   merumuskan   definisi kebudayaan sebagai hasil tanya jawab dengan para ahli antropologi, sejarah, hukum, psikologi   yang   implicit, rasional, irasional terdapat pada setiap waktu   sebagai   pedoman   yang potensial bagi tingkah lakumanusia. 

Dryvendek mengatakan   bahwa kebudayaan adalah kumpulan dari cetusan jiwa manusia sebagai yang beraneka ragam berlaku dalam suatu masyarakat tertentu.   Lionton memberikan   definisi   bahwa kebudayaan itu adalah sifat sosial manusia yang turun-temurun (Man’s social heredity). Selain pemikir barat di atas, Koentjoroningrat mengatakan bahwa kebudayaan itu adalah keseluruhan kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang diatur oleh tata kelakuan yang harus didapatkanya dengan   belajar, dan   semuanya tersusun dalam kehiduapan masyarakat. 

Baca juga : Penelitian Pariwisata-Keselamatan Berwisata: Menikmati Petualangan dengan Bijak

Kami selaku konsultan pariwisata mengucapkan terimakasih kepada Instansi terkait atas kepercayaan dan kerjasamanya. Demikian artikel penelitian pariwisata ini disusun, semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam pembangunan pariwisata setempat. Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di (0812-3299-9470)

Kata kunci: Konsultan pariwisata, kajian pariwisata, RIPPARDA, Bisnis Plan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *