City Branding Langkah Strategis Pemasaran Pariwisata – Branding adalah proses menciptakan identitas yang kuat dan positif untuk sebuah entitas, bisa berupa perusahaan, produk, layanan, atau bahkan destinasi wisata. Identitas ini terbentuk dari persepsi yang dimiliki oleh audiens target terhadap entitas tersebut. Branding bertujuan untuk 1) membedakan entitas dari kompetitor; 2) menyampaikan nilai dan pesan tertentu dari sebuah produk; dan 3) membangun kepercayaan dan loyalitas. Proses branding melibatkan berbagai elemen seperti 1) nama dan logo; 2) slogan dan tagline, 3) visual identity; 4) tone of voice; dan 5) customer experience.
Dalam konteks pembangunan wilayah, peningkatan daya saing wilayah menjadi sangat penting. Beberapa wilayah mulai menggunakan strategi pemasaran untuk membangun identitas wilayah yang unik dan menarik atau yang dikenal dengan city branding. City branding menjadi alat yang efektif untuk menarik orang untuk mengunjungi wilayah tersebut. Beberapa negara telah menggunakan brand seperti “The Truly Asia” oleh Malaysia, “Uniquely Singapore” oleh Singapura, “City of the Future” oleh Kuala Lumpur.
Kota-kota di Indonesia juga tak mau ketinggalan, beberapa kota telah menggunakan brand atau tagline aseperti “Shanti, Shanti, Shanti” oleh Bali, “Jogja Never Ending Asia” oleh Yogyakarta, “Enjoy Jakarta” oleh Jakarta, “Solo the Spirit of Java” oleh Surakarta, dan sebagainya.
Strategi pemasaran melalui city branding dianggap memberikan dampak. Menurut kajian oleh Laksana & Said (2015), Kota Surakarta telah menggunakan strategi city branding sejak tahun 2005 hingga 2014 dengan berbagai brand diantaranya Solo Kota Budaya, Solo The Spirit of Java, Solo Kota MICE, Solo Kota Festival, Solo Creative City, Solo Kota Layan Anak, dan Solo Future is Solo Past. City branding yang dilakukan oleh Kota Surakarta berhasil memberikan dampak peningkatan kunjungan wisatawan asing dan peningkatan hunian hotel dengan rata-rata mencapai 50% jumlah okupansi.
Dalam kajian oleh Rosanah (2020), menjelaskan bahwa Kota Jakarta melakukan city branding dalam rangka mewujudkan Jakarta sebagai Ibukota Multikultural untuk semua golongan dan komunitas, sehingga dicetuskan tagline “Enjoy Jakarta”. Tagline ini merupakan identitas Kota Jakarta sebagai tujuan wisata dan budaya. Adapun strategi pemasaran yang dilakukan yaitu dengan integrated marketing communication meliputi promotion, advertising, direct selling, personal selling, dan public relation. Dalam praktiknya Jakarta mengadakan event kolaboratif budaya lokal, pembangunan infrastruktur dan destinasi pariwisata, serta memanfaatkan media sosial.
Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di (0812-3299-9470).
Baca juga : Dampak Positif dan Negatif Pariwisata terhadap Sosial Budaya
Sumber:
Laksana, P. B. (2015). Strategi Pemasaran Pariwisata Kota Surakarta Melalui City Branding (Studi pada Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kota Surakarta) (Doctoral dissertation, Brawijaya University).
Rosanah, R. (2020). Strategi City Branding Jakarta Sebagai Ibukota Multikultural; Studi Deskriptif Kualitatif Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan DKI Jakarta. Promedia (Public Relation Dan Media Komunikasi), 6(1).
No responses yet