Apa Saja Tahapan Pengembangan Infrastruktur Wisata?

Infrastruktur Wisata

Pengembangan infrastruktur wisata dibutuhkan untuk memaksimalkan potensi wisata. Secara lebih spesifik, pengembangan infrastruktur wisata dapat diartikan sebagai usaha-usaha untuk melengkapi dan meningkatkan fasilitas wisata dalam memenuhi kebutuhan wisatawan (baik domestik maupun mancanegara).

Terkait dengan adanya pengembangan infrastruktur wisata, banyak yang menganggap bahwa ini sebagai suatu proses yang menekankan cara untuk mengembangkan potensi suatu objek wisata. Secara lebih spesifik, pengembangan desa wisata dapat diartikan sebagai usaha-usaha untuk melengkapi dan meningkatkan fasilitas wisata dalam memenuhi kebutuhan wisatawan (baik domestik maupun mancanegara).

Pengembangan infrastruktur wisata memiliki tujuan dalam menjadikan objek sebagai sebuah destinasi pariwisata dengan cara memadukan daya tarik wisata alam dan budaya, layanan fasilitas umum pariwisata, serta aksesibilitas yang memadai dengan tata cara dan tradisi setempat.

baca juga: Pembangunan Fasilitas Wisata, Untuk Apa?

Dengan adanya infrastruktur yang memadai diharapkan akan menarik wisatawan untuk mengunjungi desa tersebut. Hal tersebut harus beriringan dengan upaya pengembangan wisata sebagai langkah agar indsutri pariwisata semakin digemari. Terdapat 4 tahapan dalam pengembangan infrastruktur wisata, yakni:

  • Tahap rintisan
    Pada tahap ini, objek wisata memiliki potensi yang besar namun belum ada kunjungan wisatawan. Selain itu, sarana dan prasarananya masih sangat terbatas serta tingkat kesadaran masyarakat belum tumbuh. Objek wisata ini perlu “dikembangkan” dari awal.

 

  • Tahap berkembang
    Pada tahap ini, potensi objek wisata mulai dilirik oleh wisatawan dan destinasi bisa dikembangkan lebih jauh. Beberapa objek wisata di Indonesia biasanya sudah dikunjungi wisatawan tetapi belum dikelola dengan baik karena belum ada kesadaran kelompok.

 

  • Tahap maju
    Pada tahap ini masyarakatnya sudah mulai sadar wisata, dana wisata dipakai untuk mengembangkan potensi pariwisata, memiliki kelompok pengelola, dan wilayahnya sudah dikunjungi banyak wisatawan.

 

  • Tahap mandiri
    Pada tahap ini objek wisata memiliki inovasi pariwisata dari masyarakat, destinasi wisata diakui dunia, sarana dan prasarana memiliki standar, serta pengelolaannya bersifat kolaboratif pentahelix (kolaborasi antara pihak pemerintah, pelaku bisnis pariwisata, komunitas, akademisi, dan media).

Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di 081232999470. 

 

 

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

fifteen − five =

Latest Comments