Jejak Kuliner Bangsa Eropa yang Bisa Ditemukan di Indonesia
Jejak Kuliner Bangsa Portugis dan Spanyol
Bangsa Eropa mulai masuk ke Nusantara pada abad ke-16, dimulai dari Bangsa Portugis dan Spanyol. Kedatangan bangsa Eropa memberikan warna baru bagi perkembangan kuliner di Nusantara. Perkembangan kuliner tidak serta merta menerima secara utuh pengaruh dari Barat, namun melalui proses adaptasi berdasarkan kearifan lokal (local wisdom). Awal mula Bangsa Portugis dan Spanyol datang ke Nusantara untuk mencari dan berdagang rempah-rempah, namun lambat laun terjadi proses percampuran budaya, salah satunya pada budaya makanan.
Bangsa Portugas dan Spanyol datang ke Nusantara dari Benua Amerika dengan membawa jenis tumbuhan baru, diantaranya jagung, ubi kayu, cabai, buncis, terung, nanas, sawo, dan srikaya (Fadly Rahman, 2016). Tidak hanya membawa tumbuhan baru, mereka juga ikut mempengaruhi teknik pengolahan dan pola konsumsi masyarakat Nusantara, khususnya makanan daging atau yang disebut dengan Luso-Asia (Reid, 2011 dalam Santosa & irawan, 2023). Mulanya daging hanya digunakan oleh masyarakat pribumi dalam kegiatan ritus keagamaan atau kepercayaan, namun berkat pengaruh dari budaya Portugis dan Spanyol, daging mulai dikonsumsi tanpa batas dan tidak berdasar makna tertentu. Bangsa Portugis memberikan pengaruh pada pengolahan daging dengan cara assado (memanggang), recheado (mencampur daging dengan bumbu), buisado (merebus), dan bafado (mengukus) (Santosa & Irawan, 2023). Pengaruh Eropa pada abad 16 memberikan warna baru bagi sejarah kuliner Nusantara.
Jejak Kuliner Bangsa Belanda
Setelah kedatangan Bangsa Portugis dan Spanyol, Nusantara didatangi oleh Bangsa Belanda pada abad ke-17. Pada masa penjajahan VOC, Belanda tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap kuliner Nusantara. Baru pada abad ke-19 hingga abad ke-20, peran Belanda dalam kuliner Nusantara mulai terlihat. Pada paruh abad ke-20, terjadi persilangan kebudayaan Belanda dengan Nusantara yang disebut dengan kebudayaan Indis (Djoko Soekiman, 2000 dalam Santosa & Irawan, 2023). Kebudayaan Indis membuat sejarah kuliner nusantara berkembang dan muncul berbagai akulturasi budaya.
Salah satu jejak kuliner yang dibawa Bangsa Belanda yaitu sup sayur yang sekarang menjadi hidangan sehari-hari. Selain itu, hidangan ikan atau smoor juga diadaptasi dari hidangan Belanda. Perkedel, merupakan hidangan yang bisa ditemui di berbagai daerah di Indonesia. Hidangan yang pertama kali diperkenalkan oleh Belanda ini berasal dari Prancis.
Jejak kuliner bangsa Eropa di Indonesia menunjukkan adanya proses akulturasi budaya yang telah berlangsung selama berabad-abad. Perpaduan budaya ini menghasilkan hidangan-hidangan yang unik dan lezat, yang menjadi bagian dari kekayaan kuliner Indonesia.
Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di (0812-3299-9470).
Baca juga : Mengenal Kota Layak Anak
Sumber: Santosa, Y. B. P., & Irawan, H. (2023). Sejarah Perkembangan Makanan Indonesia Dari Abad Ke 10 Hingga Masa Pendudukan Jepang. Jurnal Penelitian Sejarah Dan Budaya, 9(1), 113-136.
No responses yet