Sejarah Singkat Masjid Raya Baiturrahman
Masjid Raya Baiturrahman, yang terletak di pusat Kota Banda Aceh, adalah salah satu ikon kebanggaan masyarakat Aceh. Dibangun pertama kali pada masa Kesultanan Aceh pada abad ke-17, masjid ini menjadi simbol kekuatan spiritual dan peradaban Islam di Aceh. Masjid tersebut juga memainkan peran penting selama penjajahan Belanda, di mana keberadaannya tetap tegak sebagai lambang perlawanan rakyat Aceh. Meski mengalami kerusakan parah akibat gempa dan tsunami pada tahun 2004, masjid ini dipugar dan terus berdiri megah hingga hari ini.
Keindahan Arsitektur Khas Timur Tengah dan India
Salah satu daya tarik utama dari Masjid Raya Baiturrahman adalah keindahan arsitekturnya yang menggabungkan gaya Timur Tengah dan India. Kubah besar berwarna hitam yang kontras dengan dinding putih memberikan kesan megah dan anggun. Terdapat tujuh kubah di masjid ini, yang semakin memperkuat kemegahannya. Selain itu, menara-menara tinggi dan tiang-tiang besar yang mengelilingi halaman menambah nuansa arsitektur khas dunia Islam.
Detail Ornamen dan Motif
Masjid Raya Baiturrahman tidak hanya megah dari segi bangunan, tetapi juga kaya akan detail ornamen. Dinding masjid dihiasi dengan ukiran geometris dan floral khas Islam yang mencerminkan seni arsitektur masa lampau. Di bagian interior, lampu-lampu gantung kristal yang indah menambah kesan elegan dan spiritual. Jendela kaca patri berwarna-warni juga menambah sentuhan artistik yang memukau.
Ikon Sejarah dan Budaya
Masjid Raya Baiturrahman tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat kegiatan sosial dan budaya masyarakat Aceh. Masjid ini menjadi saksi bisu berbagai peristiwa penting dalam sejarah Aceh, mulai dari perjuangan melawan kolonialisme hingga upaya pemulihan pasca-bencana tsunami. Keberadaan masjid ini menjadi bukti kekuatan iman dan ketahanan masyarakat Aceh.
Baca juga : Menikmati Kedamaian Alam di Air Terjun Blang Kolam, Aceh Utara
Kesimpulan
Keindahan arsitektur dan nilai sejarah yang terkandung dalam Masjid Raya Baiturrahman menjadikannya sebagai ikon yang tak tergantikan di Aceh. Masjid ini tidak hanya mencerminkan kejayaan masa lalu, tetapi juga menjadi simbol harapan dan kebangkitan bagi masyarakat Aceh.
Sumber Gambar : bekelsego.com
Referensi
- Andaya, Leonard Y. The Kingdom of Aceh: Its History and Art. Oxford University Press, 2011.
- Lombard, Denys. Kerajaan Aceh Jaya. Kepustakaan Populer Gramedia, 2010.
- Schrieke, B. J. Indonesian Sociological Studies: Selected Writings. W. van Hoeve, 1955.
Untuk informasi lainnya hubungi admin kami di:
Whatsapp: (0812-3299-9470)
Instagram: @jttc_jogja
No responses yet