Keselarasan Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah dengan Implementasinya di Lingkup Pariwisata Nusa Tenggara Barat

Rencana induk pembangunan pariwisata daerah (RIPPD) berperan krusial dalam mengarahkan pengembangan pariwisata di suatu wilayah. Di Nusa Tenggara Barat (NTB), keselarasan antara rencana ini dan implementasinya merupakan kunci utama untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan berdaya saing. Artikel ini akan membahas bagaimana NTB menyelaraskan RIPPD dengan praktik nyata di lapangan.

Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah

NTB merancang RIPPD untuk meningkatkan daya tarik wisata dengan mempertimbangkan keunikan lokal dan potensi pariwisata. Rencana ini mencakup pengembangan infrastruktur, pelatihan sumber daya manusia, serta promosi destinasi wisata. Tujuannya adalah untuk menciptakan pengalaman wisata yang berkualitas dan meningkatkan perekonomian lokal.

Implementasi di Lapangan

Implementasi RIPPD di NTB mencakup beberapa langkah strategis. Salah satunya adalah pembangunan infrastruktur seperti jalan, penginapan, dan fasilitas pendukung di destinasi wisata utama. Misalnya, di Pulau Lombok, pembangunan Bandara Internasional Lombok dan peningkatan aksesibilitas ke pantai-pantai terkenal seperti Kuta dan Senggigi telah memperkuat daya tarik pariwisata.

Contoh Keselarasan Rencana dan Implementasi

Salah satu contoh sukses dari keselarasan RIPPD di NTB adalah pengembangan Desa Sade sebagai desa wisata. Dalam rencana induk, Desa Sade diidentifikasi sebagai lokasi dengan potensi budaya yang tinggi. Implementasi dari rencana ini melibatkan pelatihan untuk masyarakat lokal dalam pengelolaan homestay, pembuatan kerajinan tangan, dan penyelenggaraan acara budaya. Hasilnya, Desa Sade kini menarik banyak pengunjung sebagai destinasi wisata yang dikenal dengan budaya Sasaknya yang autentik dan memberikan manfaat ekonomi langsung kepada masyarakat setempat.

Tantangan dan Solusi

Meski banyak kemajuan, tantangan tetap ada, seperti kebutuhan akan pendanaan dan koordinasi antar lembaga. NTB harus terus berinovasi dalam mencari solusi agar RIPPD dapat terimplementasi dengan efektif. Kemitraan antara pemerintah, swasta, dan masyarakat lokal menjadi kunci dalam menyelesaikan tantangan tersebut.

Baca juga : Penerapan Teknologi Blockchain dalam Pengelolaan Destinasi Wisata

Sumber Gambar : baritopost.co.id

Kesimpulan

Keselarasan antara RIPPD dan implementasinya di NTB menunjukkan dampak positif yang signifikan terhadap sektor pariwisata. Dengan mengintegrasikan rencana strategis dan pelaksanaan yang tepat, NTB mampu mempromosikan potensi wisata lokal serta mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.

Untuk informasi lainnya hubungi admin kami di:

Whatsapp: (0812-3299-9470)

Instagram: @jttc_jogja

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

11 + 14 =

Latest Comments