Bali, sebagai destinasi wisata unggulan Indonesia, telah menarik jutaan wisatawan dari seluruh dunia. Namun, popularitasnya juga memunculkan tantangan serius, salah satunya adalah overtourism. Fenomena ini mengacu pada kondisi di mana jumlah wisatawan yang berkunjung melebihi kapasitas wilayah tersebut untuk menampungnya, sehingga berdampak negatif pada lingkungan, budaya, dan masyarakat setempat. Di Bali, overtourism terlihat dari kepadatan lalu lintas, kerusakan ekosistem laut akibat aktivitas snorkeling dan menyelam yang tidak terkendali, serta berkurangnya nilai-nilai tradisional lokal karena komersialisasi budaya.
Untuk mengatasi overtourism, langkah pertama yang perlu diambil adalah implementasi kebijakan pariwisata yang berkelanjutan. Pemerintah dapat membatasi jumlah kunjungan wisatawan ke lokasi tertentu melalui sistem reservasi atau kuota harian. Contohnya adalah pembatasan pengunjung di Nusa Penida untuk menjaga kelestarian terumbu karang. Selain itu, diversifikasi destinasi wisata di luar kawasan populer seperti Ubud dan Kuta perlu ditingkatkan, sehingga tekanan terhadap wilayah tersebut dapat berkurang.
Peningkatan edukasi wisatawan juga menjadi kunci penting. Pemerintah dan pelaku industri pariwisata perlu memberikan informasi kepada wisatawan tentang pentingnya menjaga lingkungan dan menghormati budaya lokal. Kampanye-kampanye seperti “Leave No Trace” atau program sadar wisata berbasis komunitas dapat menjadi solusi yang efektif. Di sisi lain, infrastruktur dan fasilitas wisata perlu ditingkatkan agar lebih ramah lingkungan, seperti penyediaan transportasi umum yang efisien untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi yang berkontribusi pada polusi.
Pendekatan teknologi juga dapat membantu mengelola overtourism. Penggunaan data analitik untuk memantau jumlah wisatawan secara real-time dapat membantu pihak berwenang dalam pengambilan keputusan. Sistem tiket elektronik atau aplikasi berbasis lokasi juga dapat digunakan untuk mengarahkan wisatawan ke tempat-tempat yang kurang ramai.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Bali tidak hanya menjadi destinasi wisata yang menarik tetapi juga mampu menjaga keberlanjutan lingkungannya untuk generasi mendatang. Mengelola overtourism adalah tanggung jawab bersama yang membutuhkan sinergi antara pemerintah, masyarakat lokal, dan wisatawan.
Sumber foto: https://www.detik.com/
Sumber:
- Dodds, R., & Butler, R. (2019). Overtourism: Issues, realities and solutions. De Gruyter.
- Koens, K., Postma, A., & Papp, B. (2018). “Is Overtourism Overused? Understanding the Impact of Tourism in Cities”. Sustainability, 10(12), 4384.
Dredge, D., & Gyimóthy, S. (2015). “The Collaborative Economy and Tourism”. Current Issues in Tourism, 18(9), 876-892.
Baca juga: Potensi Pariwisata Sumenep ‘The Soul of Madura’
Untuk informasi lainnya hubungi admin kami di:
Whatsapp: (0812-3299-9470)
Instagram: @jttc_jogja
Comments are closed