Indonesia menyimpan kekayaan kuliner yang luar biasa, termasuk dalam bentuk minuman tradisional yang lahir dari kearifan lokal masyarakatnya. Dari Sabang hingga Merauke, setiap daerah meracik minuman khas yang mencerminkan budaya, lingkungan, dan gaya hidup. Masyarakat tidak hanya menikmati minuman ini untuk melepas dahaga, tetapi juga menjadikannya bagian dari tradisi, kesehatan, hingga identitas daerah.
Warga Jawa secara aktif mempertahankan tradisi meracik wedang jahe, wedang uwuh, dan kunyit asam. Mereka merebus jahe, gula aren, dan rempah-rempah lain seperti cengkeh dan kayu manis untuk menciptakan minuman hangat yang menyehatkan. Di Yogyakarta, masyarakat menyajikan wedang uwuh dengan beragam daun dan akar herbal. Sementara itu, banyak perempuan Jawa meminum kunyit asam secara rutin untuk menjaga keseimbangan hormon dan kebugaran tubuh.
Masyarakat Sunda juga aktif melestarikan minuman khas mereka seperti bandrek dan bajigur. Mereka memanaskan jahe dengan gula merah, santan, dan kadang menambahkan kelapa muda untuk menghasilkan minuman kaya rasa. Ketika hujan datang, para pedagang di pinggir jalan menjajakan bandrek dan bajigur untuk menghangatkan tubuh masyarakat yang lalu lalang. Di Sulawesi Selatan, masyarakat Bugis memilih sarabba sebagai minuman penambah energi. Mereka mencampur jahe, telur ayam kampung, dan santan untuk menciptakan minuman penuh nutrisi yang cocok bagi nelayan dan pekerja berat.
Baca Juga : Perbedaan Barista dan Bartender
Warga Betawi dengan bangga menyajikan selendang mayang dalam berbagai acara. Mereka mengolah tepung beras menjadi puding berwarna cerah dan menyajikannya dengan sirup gula merah dan santan. Di Bali dan Lombok, masyarakat setempat juga menciptakan minuman berbahan dasar bunga telang, pandan, atau serai. Setiap wilayah terus memperkenalkan racikan baru sambil tetap menjaga akar budaya minuman tersebut.
Kini, generasi muda mulai mempopulerkan kembali minuman kearifan lokal melalui media sosial dan bisnis kuliner. Para pelaku UMKM mengemas jamu dan minuman tradisional dalam botol modern yang menarik perhatian konsumen muda. Mereka juga menjual produk secara daring melalui marketplace dan mempromosikannya lewat konten edukatif dan visual estetik. Beberapa brand lokal bahkan membawa minuman tradisional Indonesia ke pasar ekspor. Para barista lokal pun menciptakan mocktail herbal yang terinspirasi dari bandrek, jamu, hingga sarabba untuk menu kafe kekinian.
Dengan terus mengonsumsi dan memperkenalkan minuman tradisional Indonesia, kita menunjukkan cinta pada budaya sendiri. Kita bisa menjaga kesehatan tubuh sambil melestarikan identitas bangsa. Ayo, kita dukung warisan kuliner ini agar semakin dikenal dunia. Jadikan setiap tegukan minuman tradisional sebagai wujud nyata dari rasa cinta pada Indonesia yang kaya, sehat, dan penuh nilai.
Untuk informasi lainnya hubungi admin kami di:
Whatsapp: (0812-3299-9470)
Instagram: @jttc_jogja
Comments are closed