Kampung kota merupakan bentuk permukiman yang berada di wilayah perkotaan dan berciri khas Indonesia. Secara fisik, kampung kota identik dengan ketidakteraturan yang terjadi. Hingga hal ini menimbulkan kondisi kumuh. Namun, sebagian besar kampung kota memiliki ciri khas berdasarkan sejarah kawasannya (Nusdyahbani dan Pigawati, 2015). Sebagai cerminan sejarah dan budaya suatu wilayah, kampung kota seringkali menjadi objek perhatian dalam upaya penataan ruang kota. Konsep beautifikasi atau penataan estetika kampung kota muncul sebagai respon terhadap degradasi fisik dan sosial yang kerap terjadi di kawasan ini.
Beautifikasi Kampung Kota?
Beautifikasi kampung kota lebih dari sekadar mempercantik tampilan fisik saja. Melainkan upaya sistematis untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui penataan fisik, sosial, dan lingkungan yang harmonis. Beberapa tujuan dan manfaat beautifikasi kampung kota antara lain meningkatkan kualitas hidup warga kampung kota, menguatkan identitas lokal dengan kampung kota tematik, mendorong partisipasi masyarakat dalam proses penataan kampung kota, serta meningkatkan nilai ekonomi kampung kota sebagai daya tarik wisata.
Meskipun beautifikasi kampung kota memiliki banyak manfaat. Namun jika tidak direncanakan dan dilaksanakan dengan baik, beautifikasi dapat menimbulkan sejumlah dampak negatif. Baik bagi penduduk kampung kota sendiri, pemerintah, maupun masyarakat umum.
Baca Juga: Beautifikasi Kampung Kota: Transformasi Wajah Baru Pariwisata
Dampak Negatif Beautifikasi
Dampak negatif pertama yang mungkin terjadi adalah over commercialized atau komersialisasi berlebihan. Pada hakikatnya kampung kota merupakan hunian bagi masyarakat perkotaan dengan karakteristik kekeluargaan yang erat. Saat pemerintah melakukan beautifikasi yang kurang terencana dengan baik, mungkin terjadi komersialisasi berlebihan. Hal ini mengakibatkan hilangnya keaslian kampung kota dan terbebaninya warga dengan aktivitas wisata. Selain itu, mungkin juga terjadi hilangnya privasi dalam aktivitas sehari-hari penduduk.
Dampak lain yang mungkin terjadi adalah meningkatnya kesenjangan sosial. Jika pemerintah atau pihak terkait tidak mendistribusikan manfaat ekonomi dari pariwisata kampung kota secara merata, solusi yang diharapkan bisa berubah menjadi masalah baru. Ketika seluruh penduduk tidak merasakan manfaat ekonomi setelah proses beautifikasi, kesenjangan sosial antara warga dapat melebar. Kesenjangan dalam hal ini dapat terjadi antara penduduk yang memiliki properti atau sumber daya yang cukup dengan yang tidak.
Selain itu beautifikasi yang tidak terencana dengan baik juga dapat menyebabkan hilangnya sense of place dan identitas lokal kawasan. Pihak yang melakukan beautifikasi seringkali mengadaptasi sesuatu yang ‘viral’ dan ‘menjual’, padahal setiap kampung memiliki ciri khas dan karakteristik sendiri yang seharusnya dilestarikan. Namun, jika mereka tidak mengadopsinya dengan baik, identitas kampung itu bisa hilang. Bahkan, dalam beberapa kasus, mereka justru menggusur warga asli karena dianggap tidak sesuai dengan konsep penataan yang baru.
Pada akhirnya, beautifikasi kampung kota adalah upaya yang kompleks namun sangat penting untuk mewujudkan kota yang lebih baik. Dengan pendekatan yang tepat dan partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan, kampung kota dapat menjadi ruang yang bermartabat dan membanggakan bagi warganya.
Untuk informasi lainnya hubungi admin kami di:
Whatsapp: (0812-3299-9470)
Instagram: @jttc_jogja
No responses yet