Penerapan Protokol Kesehatan di Destinasi Wisata: Pedoman bagi Pengelola Destinasi
Pendahuluan
Sejak merebaknya pandemi COVID-19, sektor pariwisata menghadapi tantangan besar untuk menjaga keselamatan pengunjung. Pengelola destinasi wisata harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat demi melindungi kesehatan pengunjung dan staf. Artikel ini memberikan panduan lengkap bagi pengelola destinasi untuk menerapkan protokol kesehatan, mencakup standar kebersihan, pengelolaan kerumunan, serta cara menciptakan pengalaman wisata yang aman dan nyaman bagi semua.
Mengapa Protokol Kesehatan Penting di Destinasi Wisata?
Protokol kesehatan berperan penting dalam menciptakan lingkungan wisata yang aman dan mencegah penyebaran penyakit. Penerapan protokol yang baik dapat meningkatkan kepercayaan pengunjung, sehingga mereka merasa nyaman berwisata di tengah pandemi. Selain itu, pengelola destinasi yang memperhatikan protokol kesehatan juga menunjukkan komitmen mereka terhadap keselamatan publik, yang merupakan faktor penting dalam upaya pemulihan pariwisata.
Pedoman Protokol Kesehatan bagi Pengelola Destinasi Wisata
1. Pembersihan dan Desinfeksi Rutin
Menjaga kebersihan area wisata adalah langkah utama dalam penerapan protokol kesehatan. Pengelola destinasi harus memastikan semua fasilitas dan area yang sering disentuh, seperti pintu, meja, bangku, dan toilet, dibersihkan dan didesinfeksi secara rutin.
- Gunakan Disinfektan Berkualitas: Pastikan menggunakan disinfektan yang efektif untuk membunuh virus dan bakteri.
- Jadwal Pembersihan Berkala: Buat jadwal pembersihan rutin, terutama di area yang sering disentuh pengunjung, seperti loket tiket, toilet umum, dan tempat istirahat.
- Sediakan Stasiun Cuci Tangan: Tempatkan stasiun cuci tangan atau hand sanitizer di beberapa lokasi strategis agar mudah dijangkau pengunjung.
2. Menyediakan Fasilitas Kebersihan yang Memadai
Fasilitas kebersihan adalah elemen penting dalam menjaga protokol kesehatan di destinasi wisata. Pastikan setiap area memiliki akses yang mudah ke fasilitas kebersihan seperti wastafel, sabun, dan hand sanitizer.
- Stasiun Cuci Tangan di Setiap Zona: Tempatkan wastafel atau stasiun hand sanitizer di pintu masuk, area makan, toilet, dan setiap zona utama lainnya.
- Poster Instruksi Kebersihan: Berikan petunjuk penggunaan fasilitas kebersihan melalui poster atau tanda yang mudah dipahami, agar pengunjung dapat menjaga kebersihan tangan mereka dengan baik.
3. Pengaturan Kapasitas dan Pembatasan Pengunjung
Mengendalikan jumlah pengunjung adalah langkah penting dalam mencegah kerumunan di area wisata. Pengelola dapat menerapkan sistem pembatasan kapasitas atau bahkan mengatur jadwal kunjungan.
- Sistem Reservasi Online: Menerapkan sistem reservasi online akan membantu mengontrol jumlah pengunjung di suatu waktu. Dengan begitu, pengelola dapat memastikan kapasitas tetap dalam batas aman.
- Tandai Area untuk Jaga Jarak: Gunakan tanda untuk menunjukkan jarak yang aman di tempat antrean, area foto, dan tempat istirahat.
- Pantau Jumlah Pengunjung secara Real-Time: Dengan teknologi, pengelola dapat memantau jumlah pengunjung di setiap area untuk menghindari kepadatan yang berlebihan.
4. Menyediakan Masker dan Alat Pelindung Diri (APD)
Penggunaan masker merupakan langkah dasar dalam pencegahan COVID-19. Pengelola destinasi harus memastikan pengunjung dan staf mematuhi protokol penggunaan masker selama berada di area wisata.
- Wajibkan Penggunaan Masker: Tetapkan aturan tegas bahwa pengunjung wajib menggunakan masker saat berada di area wisata.
- Sediakan Masker Cadangan: Untuk mengantisipasi pengunjung yang lupa membawa masker, pengelola dapat menyediakan masker di pintu masuk atau area tertentu.
5. Pelatihan untuk Staf mengenai Protokol Kesehatan
Staf yang memahami dan mematuhi protokol kesehatan akan menjadi contoh baik bagi pengunjung. Oleh karena itu, penting bagi pengelola untuk memberikan pelatihan mengenai protokol kesehatan bagi seluruh staf yang bekerja.
- Pelatihan Berkala: Berikan pelatihan berkala mengenai prosedur kebersihan, penggunaan APD, dan cara menangani situasi darurat terkait kesehatan.
- Pembekalan Komunikasi Efektif: Staf yang mampu menyampaikan informasi protokol kesehatan dengan baik akan membantu pengunjung lebih memahami dan mematuhi aturan yang ada.
Baca Juga: Tren Wisata Kesehatan dan Kebugaran Semakin Populer di Tahun 2024?
6. Menyediakan Informasi yang Jelas kepada Pengunjung
Edukasi tentang pentingnya protokol kesehatan harus disampaikan kepada pengunjung sejak awal kunjungan. Pengelola dapat menggunakan papan informasi, pamflet, atau media digital untuk menyampaikan informasi ini.
- Papan Informasi dan Spanduk: Tempatkan papan informasi di area strategis untuk memberikan panduan tentang protokol kesehatan dan pentingnya menjaga jarak.
- Media Digital dan Sosial Media: Gunakan media sosial dan website resmi untuk menyampaikan informasi terkait penerapan protokol kesehatan di destinasi wisata.
7. Pengelolaan Ruang Tertutup
Area wisata yang berada di ruang tertutup memerlukan perhatian khusus, karena risiko penularan lebih tinggi dibandingkan area terbuka.
- Ventilasi yang Baik: Pastikan ruangan memiliki ventilasi yang memadai untuk sirkulasi udara yang baik.
- Batasi Kapasitas di Ruang Tertutup: Terapkan pembatasan jumlah orang di ruang tertutup seperti museum, gedung pameran, atau gedung pertemuan.
- Penggunaan Filter Udara: Gunakan filter udara berkualitas di sistem AC untuk meningkatkan kualitas udara dalam ruangan.
8. Pemantauan dan Evaluasi Berkala
Pengelola destinasi wisata perlu melakukan pemantauan dan evaluasi berkala terhadap penerapan protokol kesehatan. Hal ini penting untuk memastikan protokol berjalan dengan efektif dan bisa disesuaikan dengan kondisi terbaru.
- Evaluasi Mingguan atau Bulanan: Lakukan evaluasi berkala untuk menilai efektivitas protokol yang diterapkan.
- Survei Kepuasan Pengunjung: Mintalah feedback dari pengunjung mengenai penerapan protokol kesehatan untuk memperbaiki kekurangan yang ada.
Keuntungan Menerapkan Protokol Kesehatan bagi Destinasi Wisata
Pengelola yang konsisten menerapkan protokol kesehatan di destinasi wisata akan memperoleh sejumlah keuntungan, antara lain:
- Kepercayaan Pengunjung: Pengunjung akan merasa lebih aman dan nyaman saat berkunjung, yang berdampak pada reputasi positif destinasi.
- Loyalitas Pengunjung: Wisatawan yang merasa aman lebih mungkin untuk berkunjung kembali atau merekomendasikan tempat wisata kepada orang lain.
- Dukungan Pemerintah dan Pihak Terkait: Destinasi yang disiplin dalam penerapan protokol kesehatan dapat memperoleh dukungan atau kemitraan dari pemerintah atau institusi lainnya.
Kesimpulan
Penerapan protokol kesehatan yang baik di destinasi wisata adalah tanggung jawab penting bagi pengelola destinasi untuk melindungi pengunjung, staf, dan komunitas sekitar. Dengan pedoman yang jelas dan strategi yang tepat, pengelola dapat menciptakan lingkungan wisata yang aman, menjaga kepercayaan publik, dan berkontribusi pada pemulihan sektor pariwisata secara berkelanjutan.
Baca Juga: Optimalisasi Hygiene dan Sanitasi di Sektor Pariwisata untuk Meningkatkan Daya Tarik Destinasi
Daftar Pustaka
- Becker, H., & Ott, E. (2021). Tourism Health Protocols During COVID-19 Pandemic. Journal of Travel Medicine and Safety, 12(4), 34-47.
- Hartman, L. M., & Smith, J. (2020). Implementing Health Protocols in Tourism Destinations. Tourism Safety Journal, 18(3), 223-239.
- Widjaja, K., & Putra, Y. (2022). Panduan Protokol Kesehatan di Destinasi Wisata Indonesia. Jakarta: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.
Untuk informasi lainnya hubungi admin kami di:
Whatsapp: (0812-3299-9470)
Instagram: @jttc_jogja
No responses yet