Sekaten Warisan Budaya Yogyakarta – Yogyakarta, sebuah kota istimewa di Indonesia, tidak hanya dikenal karena pesona arsitektur istananya yang megah, tetapi juga karena kekayaan budayanya yang luar biasa. Salah satu peristiwa budaya yang paling menonjol dan penuh makna di Yogyakarta adalah upacara tahunan yang disebut “Sekaten.” Merupakan pesta rakyat yang merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW, Sekaten bukan hanya acara keagamaan, tetapi juga sebuah perayaan kebudayaan yang kaya dengan sejarah dan tradisi yang mendalam.
Sekaten memiliki akar sejarah yang panjang dan bermula dari masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono I pada awal abad ke-18. Upacara ini pertama kali digelar sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur kepada Tuhan atas keselamatan kerajaan dari ancaman berbagai bencana dan musibah. Sejak saat itu, Sekaten menjadi tradisi yang terus berlanjut, menjadi perayaan tahunan yang dinanti-nantikan oleh warga Yogyakarta dan sekitarnya.
Perayaan Sekaten biasanya dimulai dengan pembukaan Pasar Malam Sekaten yang dilangsungkan di sekitar Alun-Alun Utara Yogyakarta. Pasar malam ini tidak hanya menyajikan berbagai jenis jajanan dan kerajinan tradisional, tetapi juga menjadi pusat kegiatan sosial dan budaya selama beberapa hari sebelum upacara utama dimulai.
Puncak perayaan Sekaten adalah khataman Al-Quran dan penyelenggaraan pasar malam di kompleks Masjid Agung Kraton Yogyakarta. Khataman Al-Quran dilakukan oleh ratusan santri yang berkumpul di sekitar area masjid untuk bersama-sama membaca dan menghafal Al-Quran selama tujuh malam berturut-turut. Upacara ini mencerminkan pentingnya nilai-nilai keagamaan dalam budaya Jawa dan Islam.
Salah satu daya tarik utama Sekaten adalah pertunjukan gamelan yang melibatkan gamelan set khusus yang disebut “Gamelan Sekaten.” Gamelan ini memiliki ciri khas suara yang khas dan menjadi identitas tersendiri dalam tradisi Sekaten. Pertunjukan gamelan diadakan di pelataran Masjid Agung Kraton dan disaksikan oleh ribuan orang yang datang untuk merasakan keindahan musik tradisional Jawa.
Sekaten juga dihiasi dengan pawai Grebeg Maulud yang dilaksanakan oleh Sultan Hamengkubuwono sebagai bagian dari tradisi. Pawai ini menampilkan berbagai macam hiasan dan replika simbol-simbol keislaman, seperti kubah Masjid Nabawi di Madinah dan Ka’bah di Mekah. Pawai ini memberikan kesan magis dan memukau dengan kostum warna-warni serta keberagaman elemen budaya yang dihadirkan.
Sekaten tidak hanya sekadar perayaan agama, tetapi juga menyatu erat dengan keberagaman budaya Jawa. Dalam setiap aspeknya, Sekaten mencerminkan harmoni antara nilai-nilai keislaman dengan kearifan lokal Jawa. Mulai dari tarian, seni ukir, hingga kuliner khas, semua dapat ditemukan dalam perayaan ini, menciptakan suasana yang begitu khas dan berkesan.
Sekaten telah menjadi daya tarik wisata utama di Yogyakarta, menarik ribuan wisatawan setiap tahunnya. Keindahan musik gamelan, keberagaman budaya, dan nuansa religiusitas yang kental membuat Sekaten menjadi pengalaman budaya yang tak terlupakan bagi siapa pun yang mengunjungi Yogyakarta selama perayaan ini berlangsung.
Baca juga : Pentingnya Atraksi Aksesibilitas dan Amenitas dalam Pengembangan Wisata
Tidak hanya memberikan hiburan, Sekaten juga menjadi medium untuk memperkenalkan kekayaan budaya dan sejarah Yogyakarta kepada dunia. Berbagai kegiatan dan pertunjukan di Sekaten diabadikan dalam media, memberikan daya tarik tersendiri bagi mereka yang ingin merasakan atmosfer magis perayaan ini.
Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di (0812-3299-9470).
No responses yet