Jathilan Lancur Jati-Minggir

Jathilan Lancur Jati-Minggir –

  1. Alat Yang Dimainkan

Jathilan Lancur Jati Minggir, mempunyai alat musik yang cukup lengkap sebagai sebuah group jathilan lancur atau jathilan klasik. Alat musik yang digunakan diantaranya : (masing-masing diberi gambar)

  1. Kendang
  2. Bende telu (tiga buah)
  3. Angklung (lima buah)
  4. Jeder atau Bem
  5. Kecrek

Bende yang digunakan berlaras pelog. Kondisi alat musik cukup terawat, artinya layak untuk digunakan. Akan tetapi sama seperti group Turonggo Agung alat yang mereka gunakan sudah tidak terlalu tuning. Kemampuan merawat  pelakunya hanya berkisar pada memberishkan alat saja. Mereka tidak mempunyai kemampuan untuk melaras alat yang mereka gunakan. Alat kendang yang digunakan pun sudah terlalu kedur dan perlu untuk dituning ulang. Selain itu bende yang mereka gunakan juga sudah tidak tuning sehingga terdengar “sember. Selanjutnya angklung yang mereka gunakan sudah penuh dengan tali-tali plastik dan kain untuk menyelamatkan angklung mereka satu-satunya. Angklung tersebut dibuat oleh seorang anggota group, yang sudah meninggal, sehingga mereka tidak bisa lagi mempunyai angklung yang baru. Mereka kesulitan juga untuk membeli angklung jathilan seperti yang mereka punya. Berikut laras atau tuning angklung yang mereka gunakan, yang berhasil diukur menggunakan tunner digital, sebagai berikut:

 

Angklung

Laras
Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3
Angklung 1 B4-8cent D5-25cent F5-25cent
Angklung 2 G#4+42cet C5-25cent E5-2cent
Angklung 3 C5+40 cent F5-10cent
Kenthir 1 D5+28cent D6+28cent
Kenthir 2 E5+40cent E5+40cent

 

Diakui oleh pelaku nya bahwa dulu ia diberi tahu bahwa awalnya mereka hanya mempunyai tiga angklung yang mempunyai laras seperti acord pada angklung modern (angklung acompanyement). Kemudian beberapa waktu kemudian untuk melengkapi alat dan sebagai kreasi jathilan lancur mereka menambahkan dua angklung baru yang terlihat bahwa angklung tersebut berbeda jenis bambu dengan angklung yang pertama kali dibuat. Tiga angklung pertama menggunakan bahan bambu wulung/hitam (yang memang bambu yang baik untuk digunakan sebagai bahan angklung, tetapi dua angklung terakhir dibuat dengan bahan bambu apus berwarna kuning keputihan.

Baca juga : Jathilan Krido Turonggo Jati Jiwo Sari, Jiwan, Argomulyo, Cangkringan

Dari keseluruhan alat musik yang digunakan memang kehadiran angklung berlaras acord cukup aneh, tidak sama dengan laras bende yang mereka miliki. Akan tetapi kembali lagi bahwa seni rakyat selalu tumbuh secara organik dan mereka selalu menggunakan modal yang dekat dengan mereka, baik itu modal pengetahuan, modal logistik (uang/ kekayaan), dan modal sosial.

Sama seperti jathilan Turonggo Agung, Jathilan Lancur Jati pun tidak memiliki sound sistem sendiri. Mereka juga tidak memiliki orang yang ditempatkan khusus untuk mengatur suara. Mereka mempercayakan tata suara kepada sound sewaan. Begitu pula dengan tata cahaya mereka hanya menggunakan penerangan apa adanya. Ketidakmampuan mereka memandang bahwa update teknologi adalah sesuatu keharusan kembali pada modal pengetahuan yang mereka miliki. Jadi menjadi penting untuk mengupdate pengetahuan pelaku ini.

2. Musik Iringan dan Jenis Tembang

Penari masih memainkan tempo tarian lambat, kendang mengikuti irama tubuh penari sebagai penegas gerakan. Mocopat silih berganti dilantunkan, kadang-kadang berhenti beberapa lama, kemudian mereka menyanyi kembali. Mereka hanya menggunakan mocopat sebagai lantunan lagu-lagunya, mereka tidak menggunakan lagu lain seperti lagu karawitan jawa, sholawatan atau lagu nasional seperti jathilan Turonggo Agung Kalasan. Mocopat yang mereka nyanyikan diantaranya dhangdang gulo, gambuh, sinom, pangkur dll.

Beriring ketika penari sudah mulai disembuhkan satu persatu, maka musik mulai melambat. Tidak ada gending khusus untuk menutup pertunjukan. Petutupan biasanya hanya melambatkan tempo musik dan memasukan kembali lagu mocopat kemudian pertunjukan selesai.

Kami selaku konsultan pariwisata mengucapkan terimakasih kepada Instansi terkait atas kepercayaan dan kerjasamanya. Demikian artikel penelitian pariwisata ini disusun, semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam pembangunan pariwisata setempat. Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di 0812-3299-9470.

Tags:

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

four × 3 =

Latest Comments