Juru Kunci Sebagai Mediator dan Penggerak

Juru Kunci Sebagai Mediator dan Penggerak – Masyarakat lereng Merapi mengenal dengan baik sosok yang disebut sebagai Juru Kunci Merapi. Secara formal, Juru Kunci Merapi merupakan orang yang ditunjuk oleh raja untuk melaksanakan ritual labuhan Merapi. Meski begitu, masyarakat Merapi yang hidup di sekitar Juru Kunci juga menaruh kepercayaan mereka kepadanya secara informal (Maarif et al., 2012, p. 4). Artinya, Juru Kunci sebenarnya merupakan sebuah jabatan informal dan bukanlah bagian dari tata pemerintahan setempat, seperti kepala dusun atau kepala desa. Akan tetapi, masyarakat berpegangan pada kharisma yang dimiliki oleh sang Juru Kunci. Ia dipercaya memiliki hubungan spiritual dengan Gunung Merapi dan dapat mengetahui aktivitas Merapi, sehingga banyak penduduk yang menunggu petunjuk Juru Kunci ketika Merapi menunjukkan tanda-tanda erupsi. Hal ini sangat tampak dalam sosok Mbah Maridjan saat erupsi Merapi tahun 2006 dan 2010 (Tridiatno, 2021, p. 227).

Meski ritual labuhan yang dikatakan sebagai tugas Juru Kunci Merapi telah dilakukan sejak era Panembahan Senopati (yang bertakhta 1582-1601), namun penelitian menunjukkan bahwa Juru Kunci Merapi merupakan jabatan yang baru diangkat pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono VII (yang bertakhta 1877-1920). Juru Kunci Merapi yang pertama bergelar Mas Ngabehi Amongrogo, yang lalu diteruskan berturut-turut oleh Mas Ngabehi Amongsari, Mas Ngabehi Amongdrana, dan Kyai Wonokaryo hingga tahun 1945 (Triyoga, 2010, pp. 27–28).

Awalnya, Juru Kunci Merapi juga merangkap sebagai seorang bekel atau kepala desa dalam tata pemerintahan kesultanan. Akan tetapi, setelah Yogyakarta bergabung dengan Republik Indonesia, jabatan itu tidak lagi berlaku lagi. Sejak itu, masyarakat Merapi menghormati Juru Kunci secara informal dengan cara meminta nasihat dan memohon berkat, menanyakan hari dan tempat baik untuk hajatan, memilihkan nama untuk bayi, menentukan boleh dan tidaknya pendakian Merapi, bahkan memimpin pencarian orang yang hilang di Merapi (Triyoga, 2010, p. 28). Setelah kemerdekaan, Kyai Wonokaryo diteruskan oleh Mas Ngabehi Amongrejo alias Sastrodimejo dan selanjutnya Mas Ngabehi Suragsohargo alias Mbah Hargo sampai wafat di tahun 1983. Gelar Suragsohargo atau Suraksohargo masih digunakan hingga saat ini, karena dua Juru Kunci yang berikutnya merupakan anak dan cucu dari Mbah Hargo, yakni Mbah Maridjan dan Mbah Asih (lihat Lampiran 2).

Baca juga : Raja Mataram dan Makhluk-makhluk Spiritual

Harus dipahami bahwa kenyataan pewarisan jabatan Juru Kunci Merapi dari anak ke cucu seperti yang dijelaskan di atas tidak berarti jabatan tersebut kini bersifat turun-temurun dalam satu keluarga. Pemilihan Juru Kunci yang baru harus mengikuti syarat-syarat yang ditentukan. Calon Juru Kunci haruslah memiliki keberanian, kekuatan fisik, ketulusan dalam menjaga Merapi, pengabdian pada Sultan, dan “yang utama memiliki kawaskitan untuk berhubungan dengan leluhur dan makhluk halus” (Triyoga, 2010, p. 29). Kawaskitan atau kekuatan batin atau kesaktian tersebut menjadi unsur yang sangat penting dalam diri Juru Kunci Merapi, karena fungsi utama Juru Kunci adalah menjadi penghubung atau jembatan atau mediator dalam hubungan timbal-balik antar kelas dan antar alam. Sebagai abdi Kraton Yogyakarta, Juru Kunci Merapi menjadi penghubung antara istana sebagai pusat kerajaan dengan warga yang tinggal di sudut-sudut kerajaan. Sebagai penjaga alam Merapi, Juru Kunci juga menjadi penghubung antara alam fisik tempat hidup manusia dengan alam spiritual yang dihuni makhluk-makhluk tak kasat mata. Seperti gelarnya, Juru Kunci menjadi ahli kunci yang mampu membuka pintu-pintu penghubung antar berbagai entitas yang hadir di Merapi dan tempat-tempat lain yang terhubung dengannya. Akhirnya, Juru Kunci pun dapat dianggap sebagai salah satu subjek utama yang dalam menyelenggarakan tugasnya turut berfungsi sebagai wadah sekaligus penggerak Mitos Gunung Merapi.

Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di+62 812-3299-9470.

Tags:

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

7 − two =

Latest Comments