Lokasi Desa Wisata Industri Keramik Kasongan berada di jalur Yogyakarta – Bantul, terletak di antara Kota Yogyakarta dengan objek wisata Gua Selarong yang lokasinya berada di wilayah Kabupaten Bantul. Ketika terjadi peristiwa Perang Jawa, Gua Selarong digunakan Pangeran Dipanegara sebagai beteng pertahanan melawan musuh. Waktu itu, Kasongan menjadi salah satu lokasi garis depan pertahanan prajurit Dipanegara dalam menghadapi situasi politik di Mataram yang sedang keruh akibat tekanan penguasa kolonial Belanda. Dalam tradisi lisan diketahui bahwa masyarakat Kasongan semula merupakan masyarakat petani yang memiliki sawah dan ladang. Tetapi oleh sebab terjadi peristiwa terbunuhnya kuda tunggangan milik opsir Belanda di persawahan penduduk, maka warga Kasongan tidak berani mengakui persawahan itu sebagai miliknya. Mereka takut menghadapi sangsi berat yang dijatuhkan pemerintah kolonial. Mereka melepaskan hak kepemilikan atas tanah dan sawah tersebut sebagai ahli warisnya. Sejak peristiwa itu, penduduk Kasongan telah kehilangan hak atas tanahnya sendiri. Mereka tinggal di daerah tandus di kampung Kasongan sebagai tempat permukiman dan kegiatan produksi pembuatan keramik.
Pengembangan pariwisata di Desa Wisata Kasongan erat kaitannya dengan mata pencaharian masyarakat Desa Kasongan sebagai pengrajin gerabah. Oleh sebab itu, livehood approached tourism dan integrated tourism sangat penting diterapkan dalam pengembangan pariwisata di Desa Wisata Kasongan. Pariwisata adalah bagian dari strategi diversifikasi mata pencaharian masyarakat setempat, dimana keberadaan pariwisata bukan untuk menggantikan pola pekerjaan masyarakat yang ada sebelumnya (Leu, 2019). Kehadiran pariwisata di Desa Wisata Kasongan tidak mengubah mata pencaharian masyarakat sebagai pengrajin dan penjual gerabah, namun justru menjadi pelengkap dan mampu memberikan nilai tambah bagi perekonomian masyarakat.
Kondisi yang terjadi di Desa Wisata Kasongan saat ini dominan pada upaya memenuhi pasokan industri gerabah sebagai sebuah komoditas perdagangan daripada tujuan pengembangan pariwisatanya. Padahal Desa Wisata Kasongan memiliki potensi budaya yang dimanifestasikan dalam berbagai bentuk kerajinan gerabah. Pariwisata di Desa Wisata Kasongan tidak hanya menarik dari sisi produk kerajinannya saja tapi juga sejarah dan budaya masyarakatnya. Seiring dengan perkembangan pariwisata khususnya pariwisata budaya yang tidak hanya menempatkan wisatawan sebagai “penonton” atau penikmat saja, maka pengembangan Desa Wisata Kasongan sebagai tujuan wisata pariwisata kreatif diharapkan dapat memaksimalkan potensi wisata budaya/ kerajinan yang ada di Kasongan. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan model pengembangan pariwisata kreatif kaitannya dengan upaya mewujudkan pariwisata berkelanjutan di Desa Wisata KasonganYogyakarta.
Desa Wisata Industri Keramik Kasongan telah memiliki gapura pintu gerbang dan jembatan penghubung antardesa yang representatif. Semua jenis kendaraan umum dengan mudah dapat memasuki objek wisata ini, bahkan dapat memasuki semua lokasi bengkel produksi meskipun letaknya berada di tengah perkampungan. Pintu gerbang masuk ke Desa Wisata Industri Keramik Kasongan tampak megah, mengambil bentuk, hiasan, dan warna yang khas keramik hias dengan teknik tempel gaya seni keramik Kasongan. Hal itu menggambarkan tekat masyarakat dan pemerintah setempat untuk mempromosikan produk keramik Kasongan kepada masyarakat luas, di luar komunitasnya sendiri. Bentuk pintu gerbang ini terinspirasi bentuk dasar gerbang keraton Yogyakarta, dilengkapi rasa hormat untuk mengenang peranan Kyai Abdulraup, yaitu Kyai Guru ngaji Pesantren Kasongan. Bentuk kubah masjid diambil sebagai desain atap gapura.
No responses yet