Kelurahan Giwangan merupakan wilayah bagian selatan dari Kota Yogyakarta. Sebuah wilayah yang sedang dikembangkan menjadi kawasan tumbuh kembang dan sekaligus pintu masuk Kota Yogyakarta dari arah selatan. Kelurahan Giwangan merupakan daerah dataran rendah yang terbagi menjadi wilayah permukiman, lahan pertanian dan daerah aliran sungai. Sungai Gajah Wong adalah salah satu sungai yang melintas di wilayah timur Kelurahan Giwangan yang berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Bantul. Panjang aliran Sungai Gajah Wong yang melintas di Kelurahan Giwangan 1,8 Km. Luas wilayah Kelurahan Giwangan 1,26 Km2 yang terbagi dalam 7 (tujuh) kampung, yaitu Kampung Giwangan, Kampung Ponggalan, Kampung Mendungan, Kampung Mrican, Kampung Sanggrahan Pemukti, Kampung Malangan, dan Kampung Ngaglik.
Adat tradisi daur hidup warga masyarakat masih terselenggara dengan baik. Kualitasnya pada intesitas kebersamaan atas dasar inisiatif untuk terkoordinasi dengan baik, sehingga meskipun tanpa upacara yang ekspresif, adat tetap terselanggara dalam lingkungan keluarga dan masyarakat.
Dalam hal penggunaan bahasa jawa, masyarakat di wilayah Kelurahan Patehan masih menjunjung tinggi penggunaan bahasa Jawa. Meskipun demikian, dalam hal penggunaan aksara Jawa belum digerakkan menjadi gerakan budaya literasi dalam masyarakat. Meskipun telah memiliki roll model untuk menjadi motivator. Sedangkan untuk Kegiatan dalam pemasaran kerajinan, kuliner, dan pengobatan tradisional dilakukan secara kontinu dan sudah mendukung pariwisata. Dan di kelurahan giwangan Terdapat 3 warisan budaya bendawi berupa 1 bangunan (Joglo Jenderal Sarjono) dan 2 situs (situs Guno Mrica dan situs Bendo Sirah).