Kampung Kedung Lumbu terletak di Kelurahan Kedung Lumbu, kecamatan Pasar Kliwon Kotamadya Surakarta. Berdasarkan sejarah, nama Kedung Lumbu diberikan oleh para punggawa Kraton Surakarta yang kehilangan akal karena penduduk ini menolak dipindahkan ke daerah lain sat pembangunan Keraton Surakarta pada abad 18. Mereka mengumpamakan para penduduk tu seperti air di atas daun lumbu (talas), karena mereka merubah-ubah janji saat diminta pindah.
Kedung Lumbu merupakan destinasi wisata yang berada di jantung Kota Solo, tepatnya berada di Pasar Kliwon yang mempunyai wilayah yang cukup luas yang memiliki tempat bersejarah berupa heritage peninggalan penjajah Belanda dan Keraton Kasunanan Surakarta. Adapun tempat-tempat dan bangunan bersejarah yang ada di kawasan Kampung Kedung Lumbu Surakarta adalah:
- Benteng Vasternburg
Benteng ini dibangun dalam dua tahap, yaitu pada tahun 1745 atas perintah Gubernur Jenderal Baron Van Imhoff dan tahun 1756. Awalnya bangunan ini diberi nama Benteng Grooemoedigheid yang berarti kemurahan hati. Kemudian pada tahun 1756 bangunannya di perluas dan diganti namanya menjadi Benteng Vastenburg yang artinya kokoh. Benteng ini didirikan untuk mengawasi masyarakat Surakarta, menempatkan pasukan sekaligus menjadi tempat pasukan. Selain itu juga berfungsi sebagai kantor Residen Surakarta.
- Taman Lodji Wetan
Didirikan pada tahun 1828, Loji Wetan berasal dari bahasa Belanda yakni Loge (rumah) dan wetan berasal dari bahasa jawa (arah timur). kampung Loji Wetan terkenal akan toleransinya yang sangat kuat antar penduduk karena di kampung loji wetan ini terdapat 3 suku yang menjadi satu. Berdasarkan catatan sejarah, kampung Lodji Wetan terdapat Gereja Pantekosta yang sekarang bangunannya masih ada. Pada tahun 1928 digunakan sebagai tempat perawatan dan penampungan orang yang terkena Pes yang ditularkan oleh hewan tikus.
- Pasar BTC (Beteng Trade Center)/PGS (Pusat Grosir Solo)
Merupakan pusat belanja yang terletak di pusat kota Surakarta. Disini merupakan pusat belanja khususnya pakaian dan kain yang mempunyai ciri khas yaitu Batik Solo yang sangat murah dan cukup lengkap dan masih eksis sampai saat ini. pada gedung kompleks perbelanjaan BTC terdapat makam Raden Pabelan, makam bersejarah ini merupakan makam peninggalan Kerajaan Pajanng. Konon, makam ini dikeramatkan oleh orang-orang sekitar karena tidak bisa dipindah.
- Gedung Keuangan Kantor Bondoloemakso
Merupaan bangunan perkantoran tempo dulu yang letaknya di luar tembok Keraton yang dibangun sebelum tahun 1917 pada masa pemerintahan Paku Buwono X dengan rancangan arsitek Belanda, Thomas Karstan. Pada masa pemerintahan Kasunanan, bangunan ini berfungsi sebagai kantor pegadaian. Bangunan ini sebagai salah satu monumen sejarah yang menggambarkan kuatnya pengaruh kolonial di Kota Surakarta.
- Gedung Joeang 45
Awalnya gedung ini bernama Gedung Dewan Harian Cabang (DHC) 45 dan didirikan oleh Belanda yang diguanakan sebagai asrama militer dan sekolah. Pada masa kekuasaan Jepang, gedung ini sempat dikuasai oleh pasukan Sekokan, tetapi sekarang sudah menjadi milik Kementerian Pertahanan dan masuk daftar cagar budaya.
Kami selaku konsultan pariwisata mengucapkan terimakasih kepada Instansi terkait atas kepercayaan dan kerjasamanya. Demikian artikel penelitian pariwisata ini disusun, semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam pembangunan pariwisata setempat.
Kata kunci: Konsultan pariwisata, penelitian pariwisata, kajian pariwisata
Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di +62 812-3299-9470
No responses yet