Pada masa sekarang telah terjadi perubahan besar dalam pariwisata global, yang ditandai pergeseran psikografis wisatawan. Keadaan tersebut bertambah dengan adanya pandemi Covid-19 yang muncul di akhir tahun 2019 dan memaksa orang agar tidak berkerumun dalam jumlah besar. Hal itu tentunya menjadi pertimbangan mendasar dalam perencanaan jangka pendek suatu daya tarik wisata. Namun demikian, sebenarnya pergeseran minat wisatawan pun sudah terjadi sebelum pandemi. Wisatawan tidak lagi mencari produk wisata massal, tetapi mereka mencari produk yang unik, beragam dan bermutu tinggi, serta memberikan pengalaman baru. Apabila dilihat dari aspek permintaan dan penawaran, bentuk pariwisata baru atau sering disebut wisata alternative atau wisata minat khusus ini berbeda dari pariwisata massal.
Baca Juga : Analisis Belanja Wisatawan Kota Surakarta Tahun 2018
Pengembangan suatu daya tarik wisata di samping bertumpu pada potensi daya tarik wisata (alam, budaya, dan buatan) sebagai modal utama, juga perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
(1) Menarik untuk dikunjungi, disaksikan, dan dipelajari;
(2) Mempunyai kekhususan yang berbeda dengan wisata yang lain;
(3) Tersedianya akses yang memadai menuju daya tarik wisata;
(4) Tersedianya fasilitas pariwisata seperti akomodasi, restoran, dan fasilitas lainnya;
(5) Memenuhi tiga persyaratan, yaitu
- something to see, yakni memiliki sesuatu yang menarik untuk dilihat oleh wisatawan;
- something to do, yakni memiliki sesuatu yang memungkinkan wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata; dan
- something to buy, yakni sesuatu yang dapat dibeli oleh wisatawan.
Salah satu motivasi wisatawan melakukan perjalanan adalah ke daya tarik wisata budaya. Badan Pariwisata Dunia atau United Nations–World Tourism Organization atau (UNWTO) memperkirakan sekitar 40% dari wisatawan global melakukan perjalanan wisata dengan maksud untuk lebih mengenal keberagaman budaya. Pariwisata berbasis budaya lebih memfokuskan pada pengalaman baru dari tempat dan kegiatan yang mereprentasikan cerita-cerita masa lalu dan kekinian. Berbagai festival, ritual, museum, teater dan fasilitas budaya, serta situs-situs bersejarah merupakan elemen wisata warisan budaya (cultural heritage tourism) yang menjadi tujuan yang dicari oleh wisatawan global saat ini.
No responses yet