Desa Selo terletak persis diantara Gunung Merbabu dan Gunung Merapi yang merupakan kawasan wisata alam dengan pemandangan gunung di utara dan selatannya. Desa Selo sudah memiliki beberapa objek wisata, diantaranya terdapat jalur pendakian gunung, outbond, dan New Selo (Pos Pengamatan Gunung Merapi). Selain objek wisata tersebut Selo juga terdapat beberapa kerajinan tradisional. Selo juga terkenal dengan potensi alamnya yaitu produksi di bidang pertanian yang berupa sayursayuran dan buah-buahan. Namun, seiring berjalannya waktu berbagai potensi di Desa Selo tersebut perlu mendapatkan perhatian khusus, dimana hal tersebut disebabkan oleh kurangnya pengelolaan dalam berbagai macam potensi Desa Selo. Salah satunya yang menjadi perhatian khusus yaitu mengenai Objek wisata alamnya, saat ini yang terjadi di Desa Selo berbagai objek wisata sedang vakum/tutup dikarenakan terjadi gap antar pengelola, yang mana hal tersebut dapat menimbulkan dampak negatif seperti tidak adanya pemasukan, objek wisata yang menjadi icon Desa Selo lama kelamaan akan hilang dan sebagainya.
Selain itu, untuk mendukung objek wisata di Selo agar dapat menarik perhatian pengunjung juga masih kurang, karena belum adanya fasilitas-fasilitas umum yang memadai, contohnya seperti terbatasnya jumlah homestay, kamar mandi umum, tempat ibadah bahkan akses menuju objek wisata yang lokasinya paling tinggi pun juga terbatas.
Di Selo juga terdapat kesenian tradisional selang lain Topeng Ireng, Jantilan, Reog Ponorogo, Kethoprak dan sedang banyak kesenian lainnya.Di Desa Selo juga terdapat sumber mata cairan yang sering di sebut oleh warga dengan sebutan ” Tuk Babon”, yang mana ” Tuk Babon” dalah sumber mata cairan yang menghidupi sebagian luhur penduduk di kecamatan Selo dan sebagian penduduk di kecamatan Cepogo.Di salah satu dusun di Desa Selo, tepatnya di Dusun Sepandan Wetan terdapat wisata dunia yang hingga saat ini tidak terawat yaitu “Goa Lowo dan Goa Song” yang konon pada zaman pemberontakan MMC ( Merapi Merbabu Complex ), Tempat ini di jadikan tempat penyimpanan Kitab Suci Al Qur’an dan juga sebagai persembunyian warga dari serangan pemberontakan MMC.Dan konon juga pada zaman dulu tepat di hadapan pelataran ” goa Song ” tersebut terdapat seonggok batu yang sebenarnya adalah seonggok emas.Tapi seonggok batu tersebut sekarang sudah tidak mampu dijumpai,menurut kisah seonggok batu itu sudah di ambil oleh Raja Kasunanan Surakarta Sri Susuhunan Pakubuwono VIII, untuk di boyong ke Kraton Kasunanan Surakata Hadiningrat. Di Dusun itu Pula juga terdapat Makam ” Ki Ageng Sekar Alas ” yang sedang merupakan saudara seperguruan ” Ki Kebo Kanigoro “. Hingga sat ini Makam tersebut sedang banyak di kunjungi oleh para peziarah.
Kami selaku konsultan pariwisata mengucapkan terimakasih kepada Instansi terkait atas kepercayaan dan kerjasamanya. Demikian artikel penelitian pariwisata ini disusun, semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam pembangunan pariwisata setempat.
Kata kunci: Konsultan pariwisata, penelitian pariwisata, kajian pariwisata
Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di +62 812-3299-9470
No responses yet