Modal Pengelolaan Ekonomi Umat Dalam Pengembangan Pariwisata Religius

Pengelolaan masjid secara efektif dan efisien diharapkan dapat membawa manfaat bagi kesejahteraan para jamaahnya dan masyarakat di sekitar masjid tersebut. Hal ini dapat dilakukan sebagai salah satu upaya mempersiapkan diri menjadi masjid sebagai salah satu wisata religi.  Menelaah dari fenomena maka dilakukan kajian penelitian dan pengabdian kepada masyarakat melalui pengelolaan ekonomi umat dalam pengembangan pariwisata religius. Penelitian dilakukan secara kualitatif melalui analisis   deskriptif hasil   pelatihan dan penyulusan kepada   Manajemen Masjid di Kelurahan Balonggede, Kota Bandung. Mitra memiliki dokumen rencana usaha dan meningkatkan pengetahuan mitra tentang berwirausaha. Hal ini dapat dilakukan dengan Manajemen Masjid yang dikolaborasikan dengan potensi usaha yang bermanfaat untuk rakyat. Temuan penelitian ini bermanfaat sebagai salah satu upaya peningkatan ekonomi masyarakat melalui pengembangan pariwisata religious.

Kelurahan Balonggede Kecamatan Regol Kota Bandung merupakan salah satu bagian di wilayah Kota Bandung dengan memiliki luas lahan sebesar 55 ha (Dwipagestu, 2018). Secara administrative kelurahan balonggede dibatasi oleh kelurahan Kelurahan Pungkur dan Kelurahan Ciateulpada bagian selatan, dan Kelurahan Bragapada bagian utara, sertaKelurahan Cikawaopada bagian timur dan Kelurahan Karanganyar pada bagian barat. Hal ini membuat strategis letak dari Kelurahan Balonggede di tengah Kota Bandung sebagai salah satu destinasi pariwisata di Jawa Barat (Arifin, 2018). Secara geografis Kelurahan Balonggede memiliki bentuk wilayah dataratau berombak sebesar 98,5 % dari total keseluruhan luas wilayah. Ditinjau dari sudut ketinggian    tanah, Kelurahan Balonggede Kecamatan Regol Kota Bandung berada pada ketinggian 500 m diatas permukaan air laut (Dwipangestu, 2018). Suhu maksimum dan minimum di Kelurahan Balonggede berkisar 20 –29 oc, sedangkan dilihat dari segi hujan berkisar 2400 mm/th dan jumlah hari dengan curah hujan yang terbanyak sebesar 45 hari.

Pariwisata religious sejatinya berkaitan dengan wisata yang mengkaitkan dengan keyakinan pengunjungnya (Noho, 2014). Banyak kajian atas pariwisata religius, tidak terfokus    pada tempat peribadatan tetapi segala hal yang berkaitan dengan keagamaan. Bagi     umat Islam, pariwisata religius memberikan kesempatan pada dua persepsi yaitu beribadah untuk menenangkah hati juga mendapatkan kesenangan dalam melaksanakannya, seperti melaksanakan Umrah atau berkunjung ke Masjid yang dianggap memiliki sejarah (Noviyanti, 2019). Beberapa dekade ini industry pariwisata sudah berkembang cepat, tidak hanya kepuasan dalam wisata didapat melalui hiburan yang bersifat material seperti kunjungan ke tempat   hiburan, Nyatanya kunjungan dan menikmati tempat peribadatan menjadi lebih menarik.  Banyak sekali kenangan atau tepat bersejarah terkait dengan keagamaan (Noho, 2014). Hal ini menjadi salah satu pilihan wisata dan sejatinya mampu dikembangkan guna meningkatkan faktor lain yaitu perekonomian dari suatu negara.

Kami selaku konsultan pariwisata mengucapkan terimakasih kepada Instansi terkait atas kepercayaan dan kerjasamanya. Demikian artikel penelitian pariwisata ini disusun, semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam pembangunan pariwisata setempat.

Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di +62 812-3299-9470.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *