mostbet az casinolackyjetmostbet casinopin up azerbaycanpin up casino game

Nilai Moral dalam Lagu Tradisional Nias “Ba Wekoligu” Karya Faons Gea

Lagu daerah merupakan lagu atau musik yang yang berasal dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan oleh rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Bentuk lagu ini sangat sederhana dan menggunakan bahasa daerah atau bahasa setempat. Biasanya, lagu daerah bertemakan kehidupan sehari-hari sehingga mudah untuk dipahami dan mudah di terima dalam berbagai kegiatan rakyat.

Lagu daerah mempunyai beberapa fungsi, antara lain:

  1. Upacara adat, dipakai sebagai pengiring dalam upacara adat atau ritual.
  2. Pengiring tari dan pertunjukan, dipakai untuk mengiringi pementasan tari.
  3. Media bermain, dipakai anak-anak untuk bermain.
  4. Sebagai media komunikasi, lagu tradisional secara tidak langsung yang ditandakan dengan banyaknya orang yang melihat pertunjukan.
  5. Sebagai media penerangan, dipakai sebagai media penerangan.

Lagu daerah Ba Wekoligu Karya Faons Gea ini mengisahkan tentang perilaku seorang anak sesat yang tidak menuruti kehendak orang tuanya yang pada akhirnya tinggallah sebuah penyesalan hidup. Dalam lagu ini terdapat nilai moral, di era globalisasi seperti sekarang ini, remaja harus terselamatkan dari dampak negatif globalisasi. Karena moral remaja sekarang akhir-akhir ini makin merosot, dimana sebagian besar hidup foya-foya, narkoba, seks bebas, menyia-nyiakan kesempatan untuk belajar, dan tidak menghiraukan amanah orang tua. Lagu Ba Wekoligu ini ditemukan nilai-nilai moral bertujuan sebagai pedoman bagi remaja dalam menentukan sikap dan berperilaku baik. Terdapat dua nilai yang menonjol dari lagu ini, yaitu:

  • Kesadaran

Makna kesadaran ini berada tersirat dalam penggalan syair berikut ini:

“ya ‘odo ba wekoligu oya wangabu dodo gu, ha boro wolohi ruru andro wa aekhu elungu” yang dalam bahasa Indonesia berarti “ dalam perjalanan hidupku banyak rintangan yang ku alami, perbuatanku yang tak baik akhirnya pun sesat.”

Kutipan syair tersebut merupakan ungkapan kesedihan dari seorang penyair yang mana dalam perjalanan hidupnya banyak rintangan atau kesusahan yang dialami, karena sikap dan perilaku yang tidak baik akhirnya kehidupannya pun sesat. Hal ini mencerminkan ketika sikap dan perilaku kita tidak baik, maka kehidupan kita pun akan sengsara dan tidak baik juga.

Selanjutnya nilai moral dalam lagu ini terdapat di syair berikut:

era-era si tefuyu zi moi fangabu dodo gu” yang dalam bahasa Indonesia berarti “pikiran sesat membawa malapetaka bagiku.”

Kutipan syair tersebut merupakan ungkapan kesadaran dari seorang penyair yang mana pikirannya yang sesat telah membawa kesusahan atau malapetaka bagi dirinya. Kutipan ini mencerminkan kepada kita bahwa pikiran yang tidak baik kelak membawa malapetaka terhadap diri sendiri.

  • Tanggung Jawab

Makna tanggung jawab dalam lagu ini terdapat di syair berikut:

lo utahigo zatua gu ha boro gera-eragu” yang dalam bahasa Indonesia berarti “tak aku sesali orang tuaku, semua karena diriku sendiri.”

Kutipan syair diatas mengiaskan makna tanggung jawab yang mana seseorang jujur terhadap dirinya seendiri dan juga terhadap orang lain, tidak pengecut, tidak munafik dengan mempersalahkan orang lain atas perbuatan sendiri, berani menanggung segala risiko, memikul sendiri apa yang menjadi akibat dari perbuatan yang telah dilakukan tanpa menyalahkan orang lain.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Latest Comments

Tidak ada komentar untuk ditampilkan.