Walaupun kegiatan berkencan di museum sudah cukup lumrah dilakukan, tidak banyak penelitian yang membicarakan mengenai fenomena kencan di museum atau penggunaan museum sebagai tempat untuk berkencan. Berbicara mengenai penggunaan museum sebagai ruang sosial untuk kegiatan berkencan, Ross (2018) dalam penelitiannya pada museum di India, mengatakan bahwa pengunjung mencari tempat umum untuk pertemuan yang sebenarnya bersifat pribadi dan intim karena berkaitan dengan latar belakang situasi rumah tangga kebanyakan orang India, di mana dalam satu rumah terdapat beberapa keluarga yang tinggal bersama, sehingga ruang pribadi menjadi komoditas langka bagi sebagian masyarakat India.
Adanya “pemantauan” dari anggota keluarga lain pada setiap aktivitas mereka, sehingga pasangan terpaksa mencari peluang kebersamaan romantis di ruang publik. Walaupun bersifat romantis karena dilakukan sepasang muda mudi, namun bahasa tubuh mereka jelas mengisyaratkan “tolong jangan ganggu kami” dan hampir tidak ada kontak fisik yang bersifat sensual. Ini terjadi karena museum dianggap memiliki “efek pendisiplinan” lebih nyata ketimbang ruang publik lainnya. Hal ini secara tidak langsung akan membatasi pengunjung lain yang berpotensi menganggu.
Di Indonesia, pemanfaatan ruang publik, terutama museum menjadi tempat untuk kegiatan museum-date sudah menjadi hal yang biasa. Generasi Z melakukan kegiatan kencan di ruang public karena merupakan tempat dengan akses yang mudah dan tanpa biaya (Suryo, 2018). Selain itu, pengunjung yang datang untuk kegiatan kencan umunya memiliki motivasi untuk restorasi dan cenderung tidak mendatangi tempat dengan karakteristik budaya (Rani, 2020). Motivasi restorasi merupakan motivasi yang timbul karena keinginan untuk menghilangkan stress, atau menghilangkan kejenuhan dari aktivitas sehari-hari. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan yang menyukai kegiatan museum-date di Museum Kota Lama karena kemudahan akses menuju museum, dan harga tiket masuk museum yang masih gratis, sehingga memicu mereka untuk melakukan kegiatan kencan di museum. Melalui kegiatan museum-date, informan memperoleh hal-hal menarik seperti pengetahuan baru, foto estetik, dan pengalaman menarik yang bisa menjadi penghilang kejenuhan sementara dari rutinitas. Dari perolehan pengalaman yang menyenangkan ini, kegiatan museum-date bisa dilakukan di museum-museum lainnya, dan ini yang menjadikan tren museum-date tetap terus ada.
No responses yet