Peninggalan sejarah dapat menjadi objek kajian dari sejarah lokal. Di Indonesia sendiri terdapat peninggalan-peninggalan wujud budaya, baik berupa benda maupun tak benda yang banyak diwariskan dari generasi ke generasi melalui cerita-cerita rakyat. Temuan arkeologi di Provinsi Jambi khususnya di Desa Muaro Jambi yang merupakan peninggalan wujud budaya yaitu Candi Muaro Jambi merupakan peninggalan zaman Hindu-Budha di Jambi yang sudah ada sejak Abad ke 7-13 M. Kompleks Percandian Muaro Jambi dinobatkan menjadi kompleks percandian agama Hindu-Buddha yang teluas di Indonesia dan kemungkinan besar merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu. Kompleks percandian in berada di Kecamatan Muaro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, tepatnya di tepi sungai Batanghari, kurang lebih 26 kilometer dari arah timur Kota Jambi.
Pada tahun 1976 Direktorat Sejarah dan Purbakala mulai melakukan pembersihan terhadap tanaman-tanaman liar yang tumbuh di atas bangunan kuno secara bertahap, sampai tahun 2003 telah teridentifikasi kurang lebih 110 bangunan candi baik yang telah dipugar, belum dipugar maupun masih dalam bentuk manapo. Sampai saat ini baru 10 candi yang telah dipugar, yaitu : Candi Kedaton, Candi Tinggi, Candi Gedong I, Candi Gedong II, Candi Teluk, Candi Gumpung, Candi Kembar Batu, Candi Astano, Candi Kotomahligai dan Kolam Telagorajo. Salah satu candinya adalah Candi Gumpung ditemukan pada tahun 1820, dan dilakukan pemugaran pada tahun 1982 sampai dengan 1988. Candi ini adalah salah satu candi terbesar yang telah selesai dipugar di Komplek Percandian Muaro Jambi. Saat Pemugaran tahun1982 – 1988, beberapa temuan penting seperti arca Prajnaparamita, dan Padmasana Bata, Peripih Candi, Waira, serta potongan gelang perunggu yang semua temuan tersebut berada di museum situs Candi Muaro Jambi.
Situs Candi Muaro Jambi dengan berbagai macam candi yang terdapat di dalamnya berpotensi untuk dijadikan sebagai sumber belajar sejarah khususnya pada materi sejarah lokal Jambi, karena di dalam Situs Candi Muaro Jambi terdapat bukti-bukti konkret peninggalan sejarah dan agama Buddha yang memberikan gambaran tentang kerajaan Sriwijaya pada masanya. Potensi ini dapat dimanfaatkan menjadi landasan pembelajaran sejarah untuk membangun rasa cinta terhadap daerah.
Pembelajaran sejarah lokal di Candi Muaro Jambi bertujuan agar peserta didik dapat mengetahui dan memahami asal-usul daerah tempat tinggalnya dan mengenal lingkungannya sebagai tempat bersejarah. Hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran sejarah lokal yang dikatakan oleh Mulyana (2007) bahwa sejarah lokal mampu mengenalkan mahasiswa terhadap peristiwaperistiwa di daerahnya yang sangat berguna. Dengan mengenal karya dan peninggalan leluhur Nusantara dari Kerajaan Sriwijaya maka diharapkan siswa atau mahasiswa sebagai peserta didik dapat menimbulkan rasa cinta tanah air yang salah satu akarnya adalah dengan kecintaan pada berbagai situs, monumen, candi, dokumen, arca, dan berbagai peninggalan sejarah lainnya sebagai bagian integral dari memori kolektif setiap anak bangsa.
Kami selaku konsultan pariwisata mengucapkan terimakasih kepada Instansi terkait atas kepercayaan dan kerjasamanya. Demikian artikel penelitian pariwisata ini disusun, semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam pembangunan pariwisata setempat.
Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di +62 812-3299-9470
No responses yet