Kampung Melo terletak di Desa Liang Ndara, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat. Penduduknya rata-rata bermata pencaharian sebagai petani dan pekebun. Kampung ini dikelilingi oleh hutan alami dan kebun yang dimiliki serta dikelola oleh masyarakat setempat. Terdapat beberapa potensi Wisata Buday ayang terdapat di Kampung Melo ini, antara lain:
Tari caci merupakan tarian perang khas Manggarai Barat. Caci berasal dari bahasa daerah “ca” yang berarti satu dan “ci” yang berari ujian. Awalnya, ini adalah sarana yang digunakan untuk menyelesaikan persengketaan satu lawan satu antara dua lelaki yang memperebutkan perempuan. Tarian ini ditarikan oleh laki-laki, dan sekarang tarian ini beralih fungsi menjadi permainan rakyat yang dipentaskan pada saat upacara adat, perayaan tahun baru, pesta panen, atau ketika menyambut kedatangan tamu kegiatan.
Peralatan yang digunakan dalam permainan ini adlah pecut dan tameng. Pecut melambangkan kejantanan, sedangkan tameng melambangkan perlindungan. Bahan utama ujung pecut terbuat dari ekor kerbau, sementara tameng dibuat dari kulit kerbau. Kerbau dipilih karena kedekatan dan perannya yang penting dalam keseharian hidup masyarakat Kampung Melo, yaitu sebagai tenaga pembajak sawah. Selain itu, kerbau memiliki sifat pekerja keras dan penyabar, dua hal yang diharapkan ada pada diri warga Manggarai.
Permainan ini dilakukan oleh dua kelompok lelaki dan diwakili oleh satu orang pemaiin dari masing-masing kelompok. Kedua kelompok ini bergantian menjadi penyerang dan petahan. Pertunjukan ini diiiringi pembacaan syair-syair dan berbalas pantun dalam bahasa daerah setempat.pihak penyerang sesekali melayangkan pukulan dengan cambuk yang harus ditangkis oleh petahan tamengnya. Apabila lecutan sampai mengenai tubuh petahan, maka petahan dinyatakan kalah dan harus berganti pemain.
Tari ini tidak berdiri sendiri, pertunjukan dimulai ketika pengunjung mulai memasuki lokasi pertunjukan yang ditandai denan upacara penyambutan yang dipimpin oleh tetua adat atau penyelenggara Tamu yang datang dikalungi selendang tenun dengan motif khas Manggarai. Setelah itu, tarian dibuka dengan Tari Sandang atau selamat datang yang kemudian disusul dengan Tari Caci dan Tari Rangku Alu.
Rangku alu sendiri merupakan permainan berkelompok yang menggunakan batang-batang bambu sebagai media dan dimainkan oleh perempuan. Kemudian rangkaian kegiatan ini ditutup dengan Tari Menanam Padi , yang merupakan simbolik mata pencaharian penduduk setempat. Tarian ini dimaikan oleh laki-laki dna perempuan.
Dari pertunjukan-pertunjukan tari diatas, menunjukkan bahwa tarian dan permainan khas Manggarai sarat dengan nilai-nilai yang mencerminkan pola pikir masyarakat sehar-hari. Hal ini tidak terlepas dari pemikiran bahwa kebudayaan merupakan bentuk ekspresi kehidupan sehari-hari milik sebuah kelompok yang dimanifestasikan dan ditampilkan secara estetis.
Pertunjukan ini tidak hanya menjadi sebuah pertunjukan seni performansi, namun juga sebagai sebagai simbol budaya serta cerminan filosofi yang dianut oleh Masyarakat Manggarai.
No responses yet