mostbet az casinolackyjetmostbet casinopin up azerbaycanpin up casino game

Topeng Lengger Wonosobo

Kesenian rakyat merupakan hasil proses kreasi  masyarakat  yang  masih  tradisional, tidak mempunyai aturan baku dan penyajiannya   dikemas   secara   sederhana. Settiap daerah mempunyai ciri khas masing-masing  dan  daya  tarik  tersendiri.  Ketika jaman  danperkembangan  semakin  maju, kesenian  rakyat  pun  mengalami  perubahan dari  waktu  ke  waktu.  Akan  tetapi  kesenian rakyat   yang   telah   mengalami   perubahan tersebut     tetap     menunjukan     ciri     khas tradisionalnya. Kehidupan seni tidak terlepas dengan bidang kehidupan lainnya.

Dari  beberapa  kesenian  tradisonal  yang ada di kabupaten wonosobo, kesenian topeng lengger merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional yang sangat populer di masyarakat kabupaten wonosobo pada   umumnya   dan   desa   giyanti   pada khususnya   hingga saat ini. Masyarakat wonosobo menyebutnya lenggeran.

Keberadaan kesenian topeng lengger yang    berkembang    di    kabupaten Wonosobo  sampai  saat  ini belum  diketahui secara  pasti  kapan  dan  dari  mana  mulanya. Sampai  saat  ini  belum  ditemukan  bukti-bukti   konkret   yang   menjelaskan   tentang asal-usul kesenianlengger. Hal itu dikarenakan     kesenian     topeng     lengger dianggap  sebagai  warisan  nenek  moyang yang    bersifat    turun    temurun    dan    dan ceritanya disampaikan dari mulut ke mulut.

sekitar  tahun 1980  an,  kesenian topeng lengger di  dusun giyanti   dikembangkan   oleh   Bapak   Hadi Suwarno.   Beliau   yang   memperkenalkan penari lengger perempuan dengan pengemasan  yang  menarik.  Saat  itu  beliau mulai mengenalkan wayang orang, sehingga dalam mengembangkan topeng lengger pada grupnya,    dikemas    dengan    unsur-unsur wayang orang dan pada setiap pertunjukannya menggunakan topeng sebagai   karakteristik   dalam   setiap   tahap tariannya. Tari lengger disini memiliki ciri khas sebagai pembeda dengan kelompok topeng lengger lainnya. Namun demikian, tetap mempertahankan tradisi daerahnya. Setiap kesenian tradisional dalam masyarakat tertentu, pasti memiliki suatu makna dan fungsi tertentu pula dalam lingkunngan masyarakat tersebut.

Dalam tarian ini terdapat topeng yang merupakan visualisasi dari muka dewa, orang atau binatang. Sejak sebelum agama islam hadir di Nusantara, Topeng menjadi kebutuhan spiritual, sebagai sarana dalam ritual-ritual keagamaan, kepercayaan, dan sebagai sarana pendidikan kaidah-kaidah moral dan etika yang sesuai dengan ajaran leluhur yang sejiwa dengan ajaran keagamaan dan kepercayaan. Topeng juga    berfungsi    sebagai pelengkap dan sarana untuk meyelenggakan pertunjukan tari. Pertunjukan topeng merupakan simbolisasi dari tujuan hidup dan nafsu  manusia  yang  kemudian  oleh  sunan kalijagadi   visualisasikan   dalam   bentuk topeng   sesuai   peran   dan   penokohannya. Sehingga    menghasilkan    topeng    dengan berbagai  corak,  warna,  dan  bentuk  dengan karakter yang berbeda. Dalam topeng lengger, ada beberapa bentuk mata, hidung, dan mulut yang menggambarkan karakternya.

Dalam penyajiannya topeng lengger terdiri dari banyak tahap dalam pementasannya.    Bentuk    pementasannya awalnya    berpatokan    pada    parikan    dan gending-gending  lawas.  Dengan  gending-gending   yang   dihafalkan   dan   dimainkan oleh    masyarakat    masyarakat    setempat kemudian    masyarakat    mencoba    untuk membuat topengnya dalam setiap tahapnya. umlah  topeng  yang  digunakan  dalam tarian ini berjumlah 120 buah sesuai dengan jumlah  tokoh  dalam  wayang.

Topeng  Lengger  ini  kental  akan  aroma mistik,  namun  bukan  hanya  semata-mata untuk memunculkan aroma seram, tapi lebih menekankan pada seni dan kebudayaan serta tradisi  yang  harus  dilestarikan.  Karena  di dalam   perkembangan   zaman   yang   serba teknologi ini,    banyak    masyarakat    di Kabupaten Wonosobo yang masih menjalankan seni tradisi serta kebudayaan di daerahnya.  Hal  demikian  patut  diapresiasi untuk    meningkatkan    kesadaran    bahwa budaya   lokal   itu   perlu   dilestarikan   dan dijaga.

Karakter    Pendidikan    karakter    dapat dimaknai sebagai pendidikan yang mencakup  pendidikan  nilai,  budi  pekerti, moral   dan   watak   yang   bertujuan   untuk mengembangkan  kemampuan  peserta  didik dalam    memberi    keputusan    baik-buruk, memelihara   yang   baik   dan   mewujudkan kebaikan  itu  dalam  kehidupan  sehari-hari dengan    sepenuh    hati.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *