Tugas dan Tanggung Jawab Museum Dalam Melayani Kebutuhan Masyarakat yang Berbudaya

Museum memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menjadikan koleksinya tidak hanya sebagai bagian dokumentasi per-se, tetapi juga perlu didokumentasikan baik secara verbal maupun visual sebagai sesuatu yang terdaftar secara sistematis dengan berbagai sarana teknologi manual dan digital (electronical means) untuk menjaga kelangsungan koleksinya. Museum di samping itu juga dapat mendukung dan memberikan akses akademis sebagai data dan fakta yang dibutuhkan bagi setiap upaya pengkajian/penelitian ilmiah yang ada. Museum juga berfungsi sebagai ruang konservasi dengan upayanya untuk ‘menyimpan dan mengawetkan’ artefak-artefak yang ada. Dalam pelaksanaannya kadang diperlukan untuk ‘mereparasi’ menyusun dan memperbaiki seperti bentuk awalnya bagi artefak yang rusak atau lapuk karena waktu.

Dalam hal ini diperlukan upaya upaya pengawetan baik itu dalam bentuk teknik pemeliharaannya maupun menyiapkan kondisi ruang dengan pengaturan sirkulasi udara yang memadai (proper air-conditioning), termasuk di dalamnya upaya penyemprotan gas anti renik/ hama (disinfectant fuming) terhadap artefak yang rentan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh kutu, rayap, ngengat dan serangga lain. Sebuah museum memiliki obligasi untuk menyebarluaskan koleksinya seluas-luasnya agar bisa diketahui dan dapat diakses oleh masyarakat luas. Koleksinya seharusnya berpotensi sarat dan kental dengan nilai-nilai pengetahuan/keilmuan dan estetis yang berdaya guna bagi kemaslahatan masyarakat. Oleh karena itu, upaya-upaya diseminasi informasi dan promosi koleksi museum perlu dilakukan seefektif mungkin secara berkala dan berkesinambungan. Penyebaran informasi dan pemerataan ilmu yang ada dengan demikian dapat dinikmati untuk umum secara menyeluruh dalam upaya mencerdaskan masyarakat.

Setiap kehadiran benda-benda bersejarah/artefak yang ada di museum perlu diperkenalkan kepada setiap anggota masyarakat untuk tidak sekadar diketahui, tetapi juga dapat dihayati eksistensinya. Penampilannya harus dapat secara jelas memberikan pencerahan nalar dan rasa bagi yang melihatnya. Oleh karena itu, museum harus memperlakukan semua koleksinya dengan kondisi ‘displaying’ yang ergonomic secara spasial dan dukungan tata cahaya yang memadai baik itu menggunakan ‘available lighting system’ maupun yang ‘artificial lighting system’ serta bila memungkinkan disertai dengan peralatan audiovisual terkini. Terdapat suatu harapan bahwa koleksi yang ada juga dapat memberikan pencerahan minda/nalar dan dapat meningkatkan apresiasi dan stimulasi rasa estetis bagi yang melihatnya.

Museum-museum di Indonesia yang berdiri dalam suatu negara yang terdiri dari beribu pulau dan ragam budaya suku etnis, merupakan suatu kewajiban untuk memiliki sebuah museum yang memiliki koleksi semua artefak yang mewakili setiap budaya tradisi yang ada. Keberadaan museum di Indonesia tidak saja berfungsi sebagai media pengenalan dan sumber informasi budaya, tetapi sekaligus sebagai upaya mempererat rasa kesatuan bangsa berstatus Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pengenalan kebudayaan antardaerah sangatlah penting bagi kepentingan berkehidupan sosial untuk saling menghargai dan meningkatkan toleransi berbangsa. Melalui museum beserta dengan melihat koleksinya akan memberikan kesempatan bagi seluruh anak bangsa yang belum tentu memiliki kesempatan melihat dan mengalami kunjungan ke berbagai daerah budaya yang berbeda dan tersebar di seluruh Indonesia. Dalam hal ini museum telah berfungsi sebagai alat pemersatu kebangsaan dan bertanah air yang satu yaitu Indonesia.

Kehadiran koleksi museum pada intinya adalah upaya visualisasi warisan alam dan budaya secara fisik kasat mata. Dalam hal ini museum berfungsi menghadirkan beragam bentuk, jenis dan hiasan dari setiap artefak yang ada untuk lebih dikenal dan diketahui persamaan dan perbedaannya meskipun memiliki daya guna yang sama. Terkadang tampilan visual artefak tertentu dapat dijadikan ukuran tinggi rendahnya kompleksitas peradaban budaya masyarakat pembuatnya. Koleksi artefak yang ada di museum dapat dijadikan sebagai refleksi pertumbuhan peradaban umat manusia karena setiap benda telah melalui proses perkembangannya sendiri-sendiri. Khususnya bila dilihat dari perkembangan artikulasi bentuk-bentuknya yang secara evolutif berubah mengikuti canggihnya pemikiran inovatif masyarakat pembuatnya dalam menghadapi tantangan zamannya. Berdasar hal tersebut akan bisa diikuti setiap perubahan pemikiran di balik perkembangan bentuk artefaknya yang sekaligus merupakan cerminan kemajuan budaya masyarakatnya.

Keberadaan museum dengan beragam artefak sebagai koleksinya secara tidak langsung menyiratkan suatu proses bertumbuh kembangnya suatu peradaban kebudayaan manusia. Hal tersebut di samping mencerminkan perkembangan nalar dan rasa estetis manusia, tentunya juga akan diikuti oleh perkembangan nilai-nilai spiritual masyarakatnya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam sejarah kebudayaan suatu masyarakat. Keberadaan museum yang ada sekarang ini secara tidak langsung tidak saja merupakan etalase material benda-benda warisan budaya (tangible cultural heritage), tetapi secara mendalam dapat ditelusuri pula perkembangan nilai-nilai spiritual yang berupa warisan ide-ide konseptual yang nonbenda (intangible cultural heritage) sebagai landasan proses penciptaannya.

Bagi yang dapat memahami dan menghayati keberadaan museum beserta koleksinya yang beraneka jenis, bentuk dan kegunaannya secara tidak langsung dapat membangkitkan rasa bertakwa dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Sang Maha Pencipta atas apa saja yang mengada dan diciptakannya melalui nalar, rasa, dan kekaryaan manusia sebagai salah satu makhluk ciptaan-Nya. Hal-hal tersebut merupakan fungsi dari museum yang diharapkan menjadi panduan dalam operasional eksistensinya sebagai suatu institusi yang tetap hidup dan berkembang di dalam melayani kebutuhan masyarakat yang berbudaya untuk menjadi lebih baik lagi. Pada masa sekarang ini sudah lebih dari ratusan museum didirikan di Indonesia dengan beragam jenis koleksinya secara umum dan khusus, baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta yang tersebar di hampir semua kota besar di Indonesia.

Kami selaku konsultan pariwisata mengucapkan terimakasih kepada Instansi terkait atas kepercayaan dan kerjasamanya. Demikian artikel penelitian pariwisata ini disusun, semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam pembangunan pariwisata setempat.

Kata kunci: Konsultan pariwisata, penelitian pariwisata, kajian pariwisata

Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di +62 812-3299-9470

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

11 + ten =

Latest Comments