Disini terdapat 6 tempat, yaitu:
- Gardu Aniem Dabyrajen, berlokasi di Suryatmajan, Kec. Danurajen, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55213. Monumen ini berbentuk bangunan yang berfungsi sebagai Landmark. Aniem menrupakan perusahaan yang berada di bawah NV Handelsvennootschap yang sebelumnya bernama Maintz & Co yang berdiri pada tahun 1897. Di Danurajen sendiri terdapat satu gardu yang telah dibangun pada tahun 1918. Transformator ini untuk mengalirkan listrik untuk kawasan Malioboro dan Keraton. Awalnya sumber listrik diambil dari sungai Tuntang di Ambarawa, sehingga bersumber dari tenaga air. Namun seiring dengan meningkatnya permintaan terhadap listrik, pihak ANIEM kemudian membangun pembangkit listrik tenaga diesel yang selesai dibangun pada tahun 1922.
- Gedung Kepatihan, berlokasi di Jl. Malioboro No. 16, Suryatmajan, Kec. Danurajen, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Monumen ini berbentuk Gedung ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I (1755-1792) yang berfungsi sebagai kantor administratif dan tempat tinggal Pepatih Dalem. Pepatih ini memiliki tugas sebagai penhubung Sultan dengan pihak Belanda. Di Kasultanan Yogyakarta Pepatih Dalem mempunyai gelar Danureja. Bangunan Gedhong Wilis yang dulu digunakan sebagai tempat menginap Pepatih Dalem, kini berfungsi sebagai kantor Sri Sultan Hamengku Buwono X. Sedangkan Bangsal Ageng yang dulu dipakai untuk menyelenggarakan hajatan Raja, kini berubah nama menjadi Bangsal Kepatihan yang berfungsi sebagai kantor birokrasi sejak Patih Danurejo VIII mengundurkan diri pada 14 Juli 1945.
- Hotel Grand Inna Garuda, berlokasi di Jalan Malioboro, Sosromenduran, Gedongtengen, Yogyakarta. Monumen ini berbentuk bangunan yang berfungsi sebagai Dahulu, hotel ini bernama Grand Hotel de Djokja. Hotel ini terletak di Jl. Malioboro yang terletak di pusat kota Yogyakarta oleh Pemerintah Kolonial Belanda yang pada awalnya dikelola oleh Perusahaan Umum (Naamloze Vennotschap) dengan direktur J. Jansen. Hotel ini mulai beroperasi pada 15 September 1912 yang hanya menampung tamu-tamu militer Belanda. Kemudian hotel ini berganti nama menjadi Hotel Asahi (Matahari Terbit) setelah Jepang menduduki Indonesia (1942-1945). Hotel ini berada di bawah CV Marba beralih fungsi sebagai lokasi peneritan koran Sinar Matahari. Pada masa revolusi menjadi markas Jenderal Sudirman hingga pada tahun 1946 berubah nama menjadi “Hotel Merdeka”. Tahun 1960 dihibahkan pada pemerintah Indonesia dengan nama “Hotel Garuda” sebagai manifestasi lambang negara RI. Kemudian pada tahun 1975 sesuai dengan peraturan pemerintah No. 25 Tahun 1975, hotel Garuda menjadi BUMN yang bekerja sama dengan PT Natour, sehingga berganti nama menjadi “ Natour Garuda”. Seiring waktu, PT Natour berubah menjadi PT Hotel Indonesia Natour pada tahun 1993, dan hotel ini pun berubah menjadi Inna Garuda. Terakhir, pada tahun 2001, hotel ini berganti menjadi Grand Inna Malioboro
- Kantor Pos Danurajen, berlokasi di Jl. Mas Suharto Jambu No.47, Tegal Panggung, Kec. Danurajen, Kota Yogyakarta. Monumen ini berbentuk bangunan yang berfungsi sebagai Landmark. Bangunan ini merupakkan sebuah bangunan peninggalan Penjajahan Belanda. Pada awalnya ditempati oleh Mas Suharto seorang kepala pertama Jawatan Pos Telegram dan Telepon (PTT) RI di Zaman Pendudukan Belanda. Ia memiliki peran penting dalam memberi informasi kepada para pejuang Indonesia ketika masih dijajah Belanda. Pengalaman penting yang terkait dengan momentum sejarah Indonesia saat Mas Suharto memperoleh pesan radio dari Presiden Sukarno saat dalam pelariannya dari Madiun. Kemudian, pesan tersebut langsung disebarkan ke semua stasiun RRI dari kediaman Mas Suharto. Mas Suharto sendiri pernah diculik oleh Belanda dengan dijemput paksa pada awal tahun 1949.
- SMP Bopkri 1 Yogyakarta, berlokasi di Jl. Mas Suharto Jambu No.48, Tegal Panggung, Kec. Danurajen, Kota Yogyakarta. Monumen ini berbentuk bangunan yang berfungsi sebagai SMP Bopkri pada awalnya merupakan bekas sekolah Cina HCS (Hollands Chineesche School) yang didirikan pada tahun 1917 di kampung Gamblakan.HCS dibangun dengan tujuan untuk menandingi sekolah-sekolah berbahasa Mandarin dan yang menarik banyak peminat. Orang-orang Tionghoa lebih tertarik bersekolah di HCS karena menggunakan bahasa Belanda sebagai bahsa pengantarnya, sehingga dinilai lebih mudah mendapatkan pekerjaan nantinya. Selain itu, persyaratan masuk HCS pun cenderung lebih mudah yaitu usia maksimum tujuh tahun dan penguasaan Bahasa Belanda yang tidak terlalu ketat.
- Stasiun Lempuyangan, berlokasi di jalan Lempuyangan No. 1, kelurahan BAUSASRAN, Kemantren Danurajen, Kota Yogyakarta. Monumen ini berbentuk bangunan yang berfungsi sebagai Landmark. Stasiun ini diresmikan pada 2 Maret 1872 oleh Pemerintah Hindia Belanda. Stasiun Lempuyangan merupakan Stasiun tertua di Kota Yogyakarta. Stasiun ini dibangun oleh perusahaan swasta Belanda bernama NISM (Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschapij) yang beroperasi mulai 10 Juni 1872. Pembangunan ditandai dengan pencangkulan pertama dalam pembuatan badan jalan kereta api.NISM menyebutkan bahwa pembangunan dilakukan di desa Kemijen (Semarang) pada 17 Juni 1864 dan dilakukan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda L.A.J. Baron Sloet Van den Beele. Pembangunan tersebut mencakup kjalur Semarang-Vorstenlanden dan Semarang-Ambarawa sepanjang 202,1 km.
No responses yet