DESA WISATA KEMBANGARUM BERBASIS KEUNIKAN SUMBER DAYA BUDAYA DAN ALAM

Desa wisata kembangarum merupakan desa wisata yang diresmikan pada pertengahan tahun 2005. Desa ini menawarkan edukasi dan alam sebagai sajian wisata bagi pengunjung. Program-program yang dirancang dan dibangun di desa wisata ini mengedepankan edukasi atau Pendidikan bagi anak-anak khususnya. Sebuah desa wisata yang terletak 20 km dari pusat kota Yogyakarta. Desa ini mempunyai pemandangan alam yang menakjubkan. Sawah yang hijau terbentang, perkebunan salak yang tertata rapi, sungai yang jernih dan jalan yang diperindah dengan tembok terbuat dari batu membuat desa ini layak mendapat predikat sebagai salah satu desa wisata terindah di Yogyakarta.

Desa wisata yang berawal karena adanya sanggar lukis di Kembang Arum kemudian berkembang menjadi desa wisata pendidikan, wisata pertanian, perkebunan, wisata air, perikanan, pemukiman, seni budaya, kuliner, dan outbound. Yang tidak kalah menariknya adalah wisata perfilman. Sudah banyak film/feature yang dibuat di Desa Wisata Kembang Arum ini seperti Si Bolang, Wisata Kuliner, Jelang Siang. Sekitar 27 film yang sudah dibuat dan ditayangkan oleh RCTI, TPI, Indosiar, TVRI Jogja, dll. Selain itu ada wisata yang hanya ada satu di Indonesia yaitu wisata baksos yaitu dengan menggunakan motor trail dan mobil offroad. Tiap motor trail ada mekanik yang dibekali dengan makanan. Jadi di tengah-tengah perjalanan menuju lereng merapi, peserta baksos akan memberi makanan pada orang yang membutuhkan yang ditemui di jalan.

Desa Wisata Kembangarum terletak di Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Untuk menuju desa wisata Kembangarum, wisatawan bisa menggunakan angkutan umum yang tersedia di terminal jombor, dengan jurusan jombor tempel,dan dilanjutkan dengan jalur D4. Jika membutuhkan privasi dan kenyamanan bersama keluarga atau teman terdekat, bisa dengan menggunakan jasa sewa mobildari Jogja Empat Roda. Berbagai fasilitas yang bisa dinikmati di desa wisata kembangarum seperti sanggar lukis, disini wisatawan akan diajari bagaimana melukis dengan cara yang benar diatas kanvas menggunakan cat minyak, dengan ditemani suasana yang nyaman dan gemericik ari sungai yang ada disekitar sanggar lukis bersama kicauan burung akan membuat suasana hati semakin nyaman saat melukis.

Anak-anak juga bisa belajar banyak dan membaca diperpustakaan yang ada didesa kembangarum ini. Tak kalah dengan wahan Pendidikan sanggar lukis dan perpustakaan wisata, disini wisatawan bisa menemukan fasilitas pijat, rasa lelah dan beban akan hilang seketika, saat dipijat wisatawan juga ditemani dengan keindahan alam dan sungai yang jernih, karena fasilitas pijat ini dilakukan dipinggiran sungai yang ada didesa kembangarum. berbagai fasilitas lain yang bisa wisatawan nikmati disini seperti, mobil untuk jelajah alam, arena permainan, dan rumah makan tradisonal dengan masakan khasnya nasi takir. Didesa wisata kembangarum ini wisatawan juga bisa menikmatifasilitas kolam pemancingan dan kolam renang alami, anda bisa berenang dan memancing bersama keluarga, dengan kegiatan seperti itu tentunya kehangantan keluarga akan di dapatkan.

Wisatawan juga bisa bertempat tinggal sementara disini, disediakan rumah khusus dengan bangunan unik, dengan suasana udara yang sejuk dan nyaman. Jadikan desa wisata kembangarum sebagi tempat singgah sementara untuk keluarga, kehangatan, kebersamaan dan pendidikan. Kegiatan-kegiatan dalam desa wisata ini banyak melibatkan peran masyarakat Kembang Arum sendiri. Misalnya seperti pijat massal, warga menjadi pemijat dan akan diberi tip dan fee. Wisata kulinernya yang khas melibatkan ibu-ibu PKK, wisata seni dan budayanya melibatkan bapak-bapak dan pemuda menjadi pemandu outbound. Orang yang umurnya sudah sangat tua pun tidak ketinggalan, mereka juga mempunyai kontribusi dalam wisata budipekerti. Contohnya nenek-nenek mengunyah sirih atau menumbuk padi akan menggugah keingintahuan anak-anak yang dating berkunjung ke desa ini. Pemasaran dan Promosi.

Sistem pemasaran desa wisata ini masih dikelola oleh Sanggar Pratista. Awalnya adalah dengan sistem gethok tular yaitu informasi dari mulut ke mulut. Dengan memanfaatkan koneksi sanggar yang mengajar di 79 sekolah ini, Pratista melakukan sosialisasi kepada murid dan orang tua murid. Hal ini lalu berkembang sehingga muncul makelar wisata yang menghubungkan antara wisatawan dengan pengelola Kembang Arum. Untuk mendukung ini, Pratista juga mencetak brosur kemudian disebarkan pada para tamu atau koneksi.

lima orang tim kreatif yang terdiri dari Pak Marsaid, Pak Ngatiman, Pak Muji, Pak Yuli dan Bu Jarwati. Tim ini menangani acara-acara yang diinginkan oleh tamu. Tamu yang ingin beriwisata di desa ini awalnya akan melakukan survey lalu reservasi ke kantor yang ada di Sanggar Pratista. Dengan reservasi, pengelola Kembang Arum bisa menyiapkan segala hal yang dibutuhkan oleh tamu secara maksimal dan hampir semua keinginan tamu diakomodasi oleh pengelola. Kemudian Pak Hery akan menyampaikan ini kepada tim kreatif yang sudah terbentuk. Tim kreatif akan membuat anggaran untuk akomodasi dan lain-lainnya untuk disampaikan kepada ketua RT dan ibu-ibu PKK. Ketua RT membagi tugas warga untuk menjadi pemandu di acara outbound dan sebagai guide wisata sedangkan ibu-ibu PKK menyediakan masakan untuk wisata kulinernya. Sistem pembagian keuntungan antara Sanggar Pratista dengan warga sudah dimusyawarahkan di awal pendirian desa wisata. Jika ada tamu yang datang, uang yang didapat dari tamu tersebut akan digunakan untuk mengisi kas wisata yaitu sebesar 5000 rupiah per tamu. Kas lain yang juga diisi adalah kas kumpulan bapak-bapak, kas PKK serta infaq masjid. Warga yang terlibat membantu kegiatan outbound juga akan mendapat fee sesuai dengan jam kerjanya.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

eleven + 12 =

Latest Comments