Dalam pengembangan kepariwisataan, destinasi pariwisata merupakan unsur vital sekaligus penggerak utama bagi wisatawan dalam memutuskan perjalanan dan kunjungan ke suatu daerah atau negara. Destinasi Pariwisata yang dibentuk oleh serangkaian komponen produk, wilayah dan citra atau karakter atraksi menjadi fokus penting dalam pengembangan kepariwisataan, khususnya dalam mengembangkan keunggulan banding dan keunggulan saing dalam berkompetisi untuk menarik pasar wisatawan regional maupun internasional. Bentuk-bentuk kegiatan wisata alternatif perlu menjadi perhatian pentiing dalam pengembangan daya Tarik wisata di Indonesia, khususnya terkait dengan pemikiran tersebut, maka pengembangan wisata pedesaan (village tourism) atau desa wisata (tourism village) sebagai asset pariwisata menjadi alternative yang dipandang sangat strategis untuk menjawab sejumlah agenda dalam pembangunan kepariwisataan.
Melalui pengembangan wisata pedesaan atau desa wisata, maka suatu destinasi pariwisata akan memiliki keragaman atau diversifikasi produk yang akan membuka peluang kunjungan ulang bagi wisatawan yang pernah berkunjung ke daerah atau destinasi tersebut. Pengembangan wisata pedesaab atau desa wisata juga dianggap mampu meminimalkan potensi urbanisasi masyarakat dari pedesaan ke perkotaan dikarenakan mampu menciptakan aktifitas ekonomi diwilayah pedesaan yang berbasi pada kegiatan pariwisata (ekonomi pariwisata).
Desa Wisata tanjung terletak 2 km dari kota Yogyakarta. Desa wisata tanjung meliputi 3 pedukuhan, yaitu tanjung, panasan, dan bantarjo yang dibagi dalam 6 RW dan 11 RT dengan mayoritas penduduk sebagai petani. Wisata pendidikan yang ditawarkan meliputi pertanian, masih menggunakan peralatan tradisional, seperti kegiatan membajak, membersihkan tanah, menanam, memanen, berternak bebek dan sebagainya. Rumah joglo atau lebih dikenal dengan nama Joglo Tanjung merupakan joglo tertua dan masih memiliki bentuk aslinya meskipun telah beberapa kali direnovasi. Bahkan beberapa diantarnya masih asli, seperti sentong, gandok kiwo-tengen, dan gebyok yang merupakan bangunan 9 x 10 meter dengan rangka dari kayu nangka. Relief gaya kuno menghiasi pada tiang dan dinding bagian dalam joglo tanjung ini.
Aksesbilitas desa tanjung wisata terletak 5 km sebelah utara monument jogja kembali (monjali) yang terletak di desa tanjung donoharjo ngaglik sleman. Setelah melewati tikungan desa rejodani, terus menuju barat, akan terlihat gapura. Masuk sekitar 3 menit, maka disana terdapat rumah joglo di Desa Tanjung Wisata. Untuk memasuki kawasan ini relatif mudah karena jalan sudah bagus dan bisa dilewati kendaraan baik roda dua maupun roda empat. Selain itu, dari sisi fasilitas homestay yang ditawarkan berupa rumah joglo yang telah berusia kurang lebih 200 tahun. Untuk berkunjung ke desa ini, pengunjung dikenakan biaya Rp. 40.000 perhari sudah termasuk makan 3 kali sehari. Untuk biaya pelatihan seperti membatik dan kesenian tradisonal.
Dari sisi pemberdayaan masyarakat pemerintah sebagai stakeholder memberikan dukungan penuh untuk meningkatkan nilai pariwisata di desa tanjung ini. Masyarakarat berperan aktif dalam menyediakan sarana dan prasarana di desa wisata tanjung ini. Baik dari penyediaan homestay, kuliner sampai atraksi kerajinan dan kesenian merupakan hasil karya masyarakat setempat. Hal lain untuk menarik wisatawan berkunjung ke desa wisata tanjung selain dengan promosi melalui media cetak dan media elektronik masyarakat juga berperan aktif mengikuti perlombaan kesenian dan mengandakan festival pentas kesenian juga meningkatkan daya Tarik kunjungan wisatawan baik domestic maupun mancaneagara.
Kegiatan peningkatan sumber daya manusia di desa tanjung ini sering dilakukan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan desa wisata. Melalui kerjasama dengan pihak swasta, pemerintah dan masyarakat desa tanjung saling berperan aktif dalam pengembangan IPTEK dengan system tata kerja dan manajemen yang efektif sehingga dihasilkan system yang komprehensif tetapi efisien.
No responses yet