Hutan-hutan yang diwacanakan di Jerman juga berkelindan dengan sejarah panjang rekonstruksi pandangan manusia terhadap alam dan tanah airnya yang sifatnya sangat sehari-hari (Wilson 2021). Rekonstruksinya itu tak jarang diwujudkan pada seni, musik, puisi, poster dan media surat (postcard, gambar dan perangko). Misal, pada tahun 1952, Gerth dan Oppenrieder mencetak poster pameran Kulturbund oleh seniman Lienert dan Schirner yang bertajuk “Nature and Homeland”6. Poster itu, menurut Jens Jäger (2018), seolah menceritakan gambaran heimat ideal dari segi geografis, lingkungan sosial dan konteks wilayah tanpa intervensi modernitas waktu itu.
Pemandangan kota dengan gereja di tengah tertanam dalam lanskap yang menggambarkan hutan, ladang, bukit, dan air. Gambarnya berwarna, menggaris bawahi gagasan kontemporer tentang karakter estetika dan alami dari pemandangan itu. Adegan seperti itu umum pada kartu pos seantero Jerman (Jäger 2018, 6). Seolah menyiratkan imajinasi Jerman dalam satu gambaran, seakan mendoktrin para pelihatnya bahwa alam dan Jerman merupakan satu kesatuan, dan itu situasi ideal yang kian diekspektasikan. Sama halnya dengan Freiburg, fakta mengenai postcard dan gambar di dalamnya menyebar pada toko-toko souvenir, oleh-oleh dan pusat perbelanjaan di pusat kota7. Ibarat seorang turis, melihat postcard unik nan khas Freiburg berikut terasa seperti membawa Jerman dalam satu lembar kertas lengkap dengan isian pesan yang ingin disampaikan. Begitu pun dengan saya, memiliki postcard bagaikan memiliki memori dan kesan tentang Jerman: seperti dapat menyampaikan pesan kepada yang menerima kartu. Gambar di bawah ini kiranya menyiratkan nuansa kehidupan saat itu, 1905/1906, yang selalu dilatarbelakangi kota di tengah dengan hutan sebagai seting tempatnya.
Di Jerman sendiri, media tukar-menukar pesan tidak hanya terjadi melalui kartu pos, poster dan lagu, tetapi juga dengan film dan puisi. Di film, salah satunya adalah Ewiger Wa l d (lihat bagian Heimat dalam Konteks Perhutanan), juga pada film-film dokumenter yang banyak membicarakan restorasi dan rehabilitasi hutan di abad ke-198.
Konteks cerita pada media tersebut memiliki tipe pesannya masing-masing. Oleh karena dengan media, konteks pada sesuatu dapat dijelaskan secara cermat, dan budaya itu sendiri acapkali memediasi rutinitas sehari-hari orang Jerman dengan makna identitas kultural nya. Dengan demikian, media pesan pada poster, kartu pos dan lainnya merupakan representasi kaitannya pada heimat dan hutan Jerman. Keterkaitan itu tentu tak hanya bersifat tekstual saja, tetapi kontekstual terhadap budaya Jerman. Postcard hanya lah salah satu contoh dari bentuk komunikasi sehari-hari, tidak dibuat dan dijual untuk turis saja, tetapi juga populer di kalangan penduduk setempat. Barangkali dari sederet media tersebut, nilai nostalgia dan emosionalitas kewilayahan menjadi senjata heimat itu muncul dan menyeruak pada banyak aspek. Oleh karenanya, “kelekatan” di sini diartikan bukan hanya bagaimana konteks Jerman dan identitas kebangsaannya padu, melainkan juga pada teks-teks budaya yang sifatnya sehari-hari dan mewasiatkan makna hutan.
Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di +62 812-3299-9470
No responses yet