mostbet az casinolackyjetmostbet casinopin up azerbaycanpin up casino game

Sekilas Keraton Yogyakarta

Keberadaan atau berdirinya Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat berkat jasa dan perjuangan Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono I pada waktu bertahta setelah Perjanjian Giyanti tanggal 13 Februari 1755. Pangeran Mangkubumi dengan nama kecil Raden Mas Sujono, putra Susuhunan Hamengkurat IV dengan Bendara Mas Ayu Tejawati, dan mmerupakan adik Paku Buwono II Sunan Mataram. Dalam perjanjian Giyanti tersebut, Pangeran Mangkubumi diakui menjadi Sri Sultan Hamengku Buwono I dengan kratonnya di Yogyakarta bergelar Senopati Ing Ngalogo Sayidi Panotogomo Khalifatullah, yang artinya seorang raja bagi orang Jawa adalah wakil Tuhan diatas muka bumi yang berhak dan berkewajiban mengatur agama di tengah masyarakat (raja besar) (Moedjanto, 1994:11-13).

Menurut Wijayanti (dalam Sukari 2020:13-14), setelah Sri Sultan Hamengku Buwono I bertahta mulailah masa baru, hidup baru, aliran baru, dan corak ragam dalam riwayat hidupnya. Apalagi sesudahnya Raden Mas Said menjadi Pangeran Wiji dengan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara I. Kemudian Sultan Hamengku Buwono I melakukan beberapa usaha dalam pembentukan Kesultanan Ngayogyakarta, yaitu di bidang politik dan pemerintahan, pendidikan, kebudayaan dan kesenian. Khususnya dibidang kebudayaan dan kesenian, Sri Sultan Hamengku Buwono I telah berhasil menciptakan tentang kebudayaan terutama bercorak seni, antara lain gamelan, pedalangan, wayang, seni tari, dan wayang wong (orang).

Kraton sebagai komplek kegiatan budaya dan tempat tinggal Sri Sultan Hamengku Buwono dan keluarganya, tidak semua terbuka untuk umum. Bentuk bangunan terpengaruh model dari Eropa (Portugis, Belanda) dan China. Arsitektur kraton dirancang oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I sekaligus sebagai pendiri Kasultanan Ngayogyakarto Hadiningrat. Bangunan pokok dan desain dasar tata ruang dari kraton dan desain dasar landskap kota tua Yogyakarta diselesaikan antara tahun 1755-17565. Dari segi bangunannya, Kraton Yogyakarta merupakan salah satu contoh arsitektur istana Jawa terbaik memiliki balairung-balairung mewah dan lapangan serta paviliun yang luas. Kraton juga kaya dengan corak budaya, tradisi dan seni yang tinggi.

Kawasan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan bangunan cagar budaya yang terdiri dari serangkaian ruang dan memiliki nama, fungsi, pelingkup serta vegetasi tertentu. Serangkaian ruang-ruang terbuka di dalam keraton dan plataran. Setiap plataran dihubungkan dengan regol atau gerbang yang merupakan pembatas antara plataran satu dengan yang lainnya. Bangunan yang berada pada masing-masing plataran terdiri dari dua tipologi yang dikelompokkan berdasarkan struktur penyangga atap. Tipologi pertama adalah bangsal, yaitu bangunan yang memiliki deretan tiang sebagai struktur penyangga atap. Tipologi kedua adalah gedhong yang memiliki struktur penyangga atap berupa bidang dinding. Bidang- bidang dinding tersebut terbuat dari dua jenis material, yaitu konstruksi kayu dan batu bata. Berikut denah tata ruang kawasan inti Keraton Yogyakarta.

Denah Kawasan Inti Keraton Yogyakarta

Menurut Tata Ruang atau denah Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat selain kawasan komplek inti tersebut, yang terdiri dari tujuh rangkaian plataran mulai dari Alun-Alun Utara hingga Alun-Alun Selatan, yaitu Pagelaran dan Sitihinggil Lor, Kamandungan Lor, Srimanganti, Kedhaton, Kemagangan, Kamandungan Kidul, dan Sitihinggil Kidul, terdapat dua komplek yaitu komplek depan dan belakang keraton. Komplek depan terdiri dari Gladhak-Pangarukan (Gerbang Utama), Alun- Alun Lor, dan Masjid Gedhe, dan komplek belakang kraton terdiri dari Alun-Alun Kidul dan Plengkung Nirbaya.

Kami selaku konsultan pariwisata mengucapkan terimakasih kepada Instansi terkait atas kepercayaan dan kerjasamanya. Demikian artikel penelitian pariwisata ini disusun, semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam pembangunan pariwisata setempat.

Kata kunci: Konsultan pariwisata, penelitian pariwisata, kajian pariwisata

Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di +62 812-3299-9470

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

15 − 12 =

Latest Comments