Komplek Depan Kraton Terdiri Dari Gladhak-Pangarukan (Gerbang Utama), Alun-Alun Lor, dan Masjid Gedhe

Gerbang utama untuk masuk ke dalam komplek Kraton Yogyakarta dari arah utara adalah Gapura Gladag dan Gapura Pangurakan yang teletak persis beberapa meter di sebelah selatannya. Kedua gerbang ini tampak seperti pertahanan yang berlapis. Pada zamannya konon Pangarukan tempat penyerahan suatu daftar jaga atau tempat pengusiran dari kota bagi mereka yang mendapat hukuman pengasingan/pembuangan. Versi lain mengatakan ada tiga gerbang, yaitu Gapura Gladhag, Gapura Pangurakan Njawi, dan Gapura Pangurakan Lebet. Gapura Gladhag dahulu terdapat di ujung utara Jalan Trikora (Kantor Pos Besar Yogyakarta dan Bank BNI), namun sekarang ini sudah tidak ada. Di sebelah selatannya adalah Gapura Pangurakan nJawi yang sekarang masih berdiri dan menjadi  gerbang pertama jika masuk keraton dari utara. Di selatan Gapura Pangarukan  nJawi terdapat plataran/lapangan pangarukan yang sekarang menjadi bagian dari jalan Trikora. Batas sebelah selatannya adalah Gapura Pangarukan Lebet yang juga masih berdiri. Selepas dari Gapura Pangarukan terdapat Komplek Alun-alun Lor.


Foto 1. Tanah lapang “Alun-Alun Lor” dengan Pohon Ringin Kurung
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Keraton_Ngayogyakarta_Hadiningrat

Alun-alun Lor adalah sebuah lapangan rerumput di bagian utara Kraton Yogyakarta. Di pinggir alaun-alun ditanami pohon beringin dan di tengah- tengahnya terdapat sepasang pohon beringin yang disebut dengan Waringin Sengkeran/Ringin Kurung (beringin yang dipagari). Kedua pohon tersebut diberinama Kyai Dewadaru dan Kyai Janadaru. Pada zaman dahulu Alun-alun Lor digunakan sebagai tempat penyelenggaraan acara dan upacara kerajaan yang melibatkan rakyat banyak, diantaranya upacara Garebeg, Sekaten, acara Watangan, Rampongan Macan, Pisowanan Ageng.

Foto 2. Masjid Gedhe Kauman
Sumber:https://id.wikipedia/wiki/Keraton_Ngayogyakarta_Hadiningrat

Masjid Gedhe Kauman (Masjid Raya Kesultanan) atau Masjid Besar Yogyakarta terletak di sebelah barat komplek Alun-alun Lor (utara). Masjid Gedhe Kauman ini dikelilingi suatu dinding yang tinggi dengan pintu utama disisi timur. Arsitektur bangunan berbentuk tajug persegi tertutup dengan atap bertumpang tiga. Di sisi dalam bagian barat terdapat mimbar bertingkat tiga yang terbuat dari kayu, mihrab (tempat imam memimpin ibadah), dan bangunan mirip sangkar yang disebut maksura. Pada zamannya (untuk alasan keamanan) di tempat ini Sultan melakukan ibadah. Di sisi utara-timur-selatan serambi terdapat kolam kecil yang digunakan untuk mencuci kaki orang yang hendak masuk masjid. Di sebelah utara dan selatan halaman (timur laut dan tenggara bangunan masjid) terdapat sebuahbangunan yang agak tinggi yang dinamakan Pagongan. Pagongan di timur laut masjid disebut dengan Pagongan Ler (utara), dan yang berada di tenggara di sebut dengan Pagongan Kidul (selatan). Pada saat upacara Sekaten, Pagongan Ler digunakan untuk menempatkan gamelan sekati Kanjeng Kyai Naga Wilaga dan Pagongan Kidul untuk gamelan sekati Kanjeng Kyai Guntur Madu. Di barat daya Pagongan Kidul terdapat pintu untuk masuk komplek masjid raya yang digunakan dalam upacara Jejak Boto pada upacara Sekaten pada tahun Dal. Selain itu, terdapat Pengulon tempat tinggal resmi Kanjeng Kyai Pengulu.

Kami selaku konsultan pariwisata mengucapkan terimakasih kepada Instansi terkait atas kepercayaan dan kerjasamanya. Demikian artikel penelitian pariwisata ini disusun, semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam pembangunan pariwisata setempat. Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di +62 812-3299-9470

Kata kunci: Konsultan pariwisata, penelitian pariwisata, kajian pariwisata

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

four × five =

Latest Comments