mostbet az casinolackyjetmostbet casinopin up azerbaycanpin up casino game

Kuliner Burgo Khas Palembang

Kuliner merupakan identitas budaya daerah, kuliner sebagai simbol komunikasi dan mencerminkan identitas daerahnya masing-masing. Keunikan pada kuliner khas daerah terbentuk karena perilaku dan nilai masyarakat setempat sehingga menjadi kebiasaan dan membudaya. Biasanya terdapat cerita yang panjang untuk menceritakan sejarah makanan khas suatu daerah.

Burgo sendiri merupakan makanan khas Palembang yang terbuat dari tepung beras ditambah tepung sagu, digulug dan dipotong dan dimakan bersamaan dengan kuah putih yang terbuat daru santan dicampur ikan gabus.  Menurut sejarah, dalam buku “Burgo” yang ditulis oleh Zuhdiyah, dosebutkan bahwa brgo sudahada sejak 200 th lalu.  Yang mana pada waktu itu beras baru masuk ke Palembang pada masa kepemimpinan Kesultanan Palembang Darussalam. Beras tersebut berasal dari Jawa dan Siam. Beras Jawa disebut dengan segi cenderung pulen, berbeda dengan beras Siam yang memiliki tekstur pera dan tidak pulen.

Menelisik karakter burgo yang bahan bakunya beras dan makanan pokok masyarakat Palembang pada saat itu, yaitu sagu, maka pembuatan burgo ini mirip dengan pembuatan sagu. Yakni beras atau sego direndam, dihaluskan, lalu kemudian digulung. Karena gulungan sagu itu tidak ada rasanya maka dibuatlah kuahnya dari santan, rempah dan ikan gabus yang banyak terdpat di sungai Musi.

Setiap makanan khas pasti memiliki makna, tak lain juga burgo ini. proses pembuatan “daging” bburgo menyita waktu yang cukup lama karena harus dilakukan satu-persatu, sehingga membutuhkan kesabaran agar hasilnya tetap konsisten. Kuah burgo berwarna putih dan memiliki rasa yang tidak terlalu tajam seperti kuah kuliner khas palembang  yang lain. Adapun bahan pembuatan kuah ini adalah kelapa dan ikan. Ikan yang digunakan sebagai bahan kuah direbus, kemudian tulang ikan yang sudah direbus dipisahkan dari dagingnya. Proses ini harus benar-benar dilakukan dengan teliti dan menyeluruh, karena jika tidak nanti akan ada duri yang tertinggal. Proses ini mengajarkan tentang kesabaran dan keuletan.

Setelah pemisahan daging ikan dan tulang duri selesai, kemudian dicampurkan dengan kuah santan berwarna putih sehingga jadilah satu kesatuan yang utuh. Proses ini melambangkan persatuan, karena masing-masing proses yang membutuhkan kesabaran ekstra harus di campurkan agar bisa disebut dengan yang namanya kuliner Burgo khas Palembang.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Latest Comments

Tidak ada komentar untuk ditampilkan.