Untuk menunjang tercapainya visi misi Kota Surakarta sebagaimana tercantum dalam Peraturan Daerah Kota Surakarta nomor 6 Tahun 2021, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surakarta tahun 2021-2026 yaitu terwujudnya Kota Surakarta sebagai Kota Budaya yang Modern, Tangguh, Gesit, Kreatif, dan Sejahtera, maka diperlukan suatu upaya meningkatkan pendapatan masyarakatnya, salah satunya melalui sektor Pariwisata. Kota Surakarta selama ini telah dikenal sebagai salah satu kota tujuan pariwisata di Jawa Tengah yang cukup terkenal di Indonesia bahkan di beberapa negara tetangga. Untuk menjadi suatu daerah tujuan wisata yang diminati harus memiliki kriteria 3A yaitu Atraksi, Aksesbilitas, dan Amenitas.
Atraksi atau daya tarik wisata yang utama di Kota Surakarta adalah wisata budaya, hal ini didukung dengan keberadaan Kraton Surakarta Hadinigrat dan Pura Mangkunegaran, serta berbagai macam produk budaya baik tangible maupun intangible, dan destinasi wisata. Salah satu desinasi wisata di Kota Surakarta adalah destinasi wisata Religi.
Wisata religi Kota Surakarta yang berpotensi menjadi tujuan wisata adalah keberadaan Pasarean atau Makam Astana Oetara sebagai salah satu cagar budaya di Kota Surakarta. Keberadaan Pasarean Astana Oetara sebagai peristirahatan terakhir K.G.P.A.A. Mangkunegara VI (Mangkunegara VI) yang memerintah di Kadipaten Mangkunegaran antara 1896-1916 ini memiliki banyak keunikan yang dapat diangkat sebagai salah satu potensi wisata religi di kawasan Surakarta utara. Keunikan itu mengenai sosok Mangkunegara VI dan nilai-nilai yang dapat dikembangkan dan keberadaan pasarean secara fisik.
Berbeda dengan adipati-adipati lainnya yang pernah memerintah di Kadipaten Mangkunegaran, yang makamnya ada di Astana Girilayu, Matesih, Karanganyar. Ketika meninggal dunia pada 25 Juni 1928 Mangkunegara VI memilih untuk dimakamkan di Pasarean Astana Oetara, Nusukan, Banjarsari, Surakarta. Tempat itu dipilih oleh Mangkunegara VI agar keberadaannya tetap dekat dengan rakyat. Lokasi makam Mangkunegara VI yang berada ditengah-tengah pemukiman warga Surakarta ini menunjukkan bahwa beliau ingin tetap berada ditengah-tengah rakyatnya meskipun sudah meninggal dunia. Oleh karena itu, keberadaan Pasarean Astana Oetara ini juga merupakan bukti kecintaan Mangkunegara VI kepada rakyatnya. Dibawah ini menunjukan Patung Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (K.G.P.A.A.) Mangkunegoro VI yang berada di kompleks Pasarean Keluarga (Makam) Astana Oetara, desa Manayu, Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta.
PT Kirana Adhirajasa Indonesia, selaku konsultan pariwisata mengucapkan terimakasih kepada Dinas Pariwisata Kota Surakarta dan pihak yang telah membantu dalam penyusunan kajian pariwisata ini. Diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam perencanaan dan pengembangan daya tarik wisata Kota Surakarta.
No responses yet