Pelestarian Situs Peninggalan Kesultanan Buton dalam Mendukung Pengembangan Wisata Heritage Kota Baubau Sulawesi Tenggara

Kawasan wisata di Kota Bau Bau khususnya Situs peninggalan Kesultanan Buton   mempunyai potensi dan belum tergali secara penuh.  Potensi ini memiliki daya tarik yang tinggi dan diminati oleh masyarakat sekitar serta berpotensi mendatangkan wisatawan baik lokal dari daerah lain maupun mancanegara sehingga berpeluang dapat meningkatkan penambahan   devisa Negara. Situs Peninggalan  Kesultanan  Buton  memiliki keterbatasan dan hambatan dalam pengelolaan dan pengembangan wisatanya. Untuk itu penting dilakukan observasi bagi kemungkinan pengembangannya. Banyak situs yang terbengkalai dan dalam kondisi yang   memprihatinkan   seperti   contohnya beberapa makam dan beberapa peninggalan lain yang kurang terurus atau bahkan banyak benteng yang tertutup oleh rumput dan dijadikan lahan perkebunan oleh warga. Meriam yang pernah tersimpan gagah di setiap penjuru benteng banyak yang hilang serta kondisi tembok/benteng banyak yang sudah roboh atau strukturnya sudah hilang.

Benteng keraton buton atau dikenal juga benteng keraton wolio merupakan salah satu dari 100 lebih benteng peninggalan kesultanan buton. Pembangunan benteng ini tidak lepas dari kebijakan sultan ke-4 La Elangi (1578-1615) sewaktu memerintah. Sultan La Elangi membuat Undang-Undang dasar Kesultanan yang disebut dengan kitab martabat tujuh. Undang-undang tersebut menyebutkan tentang pembangunan benteng beserta hak penduduk dengan tanah yang berada didalam benteng tersebut. Gubernur Jendral VOC, Pieter Both, melakukan     perjalanan menuju Ternate pada tahun 1613. Dalam perjalanan tersebut. Pieter Both singgah di Buton, dia melihat keadaan pembangunan Benteng Wolio, menurut catatannya, pekerja dikumpulkan dari seluruh kesultanan, banyak korban berjatuhan dan hampir tidak Nampak kelahiran bayi baru. Waktu bertani rakyat sangat dibatasi, harta merekapun disumbangkan untk pembiayaan benteng. Benteng ini merupakan bentenng keraton yang secara tidak langsung menjadi benteng terbesar yang dibangun oleh kesultanan Buton yang selesai dibangun selama 10 tahun.

Benteng     ini     berada di atas ketinggian  dan  berada  dalam  lingkungan pemukiman   penduduk,   di   tegah-tengah Kota Bau Bau yang padat dan ramai. Selain Benteng  woliodi  sebelah  timur  terdapat benteng sorawolio 1 dan 2, serta di sebelah barat   terdapat   benteng   Baadia. .Benteng  Wolio  memiliki  tembok keliling  233750  m  (23,3 km),  empat  buah boka-boka (bastion sudut), 12 buah baluara (bastion), 12 lawana (pintu gerbang), batu tundo   (tembok   keliling),   parit   dan   alat persenjataan.  Di dalam benteng terdapat bangunan mesjid, istana,  makam-makam sultan  dan  pejabat  tinggi,  perkampungan penduduk dengan rumah-rumah tradisional dan lain-lain. Benteng ini berfungsi sebagai pertahanan yang berupa tembok keliling guna    melindungi    istana    (kamali)    dan lingkungannnya.Benteng Wolio dibuat dari batu  gunung  dan  karang  yang  direkatkan pada    putih    telur.    Tinggi    dan    tebal temboknya tidak  sama,  mengikuti  kontur tanah   atau   lereng   bukit.   Pada   bagian-bagian   bukit   yang   terjal   tinggi   tembok mencapai 4 M, sedangkan   ketebalan sampai 2 m.  Pada bagian dalam sisi timur dan selatan terdapat turap-turap sebagai penahan/penguat. Dilokasi ini biasa difungsikan   oleh   masyarakat setempat untuk melakukan   prosesi   sholat   jumat, kemudian biasanya juga dilakukan kegiatan-kegiatan keagamaan seperti Haoroa, Rajabu, Maludu dan lain-lain. Dan akan  dilakukan  latihan  tari-tarian  untuk menyambut upacara adat atau   agama tersebut yang dilakukan di halaman kantor dinas  pariwisata  atau  di  halaman  mesjid (sumber database cagar budaya pelestarian cagar budaya Sulawei Selatan).

Kami selaku konsultan pariwisata mengucapkan terimakasih kepada Instansi terkait atas kepercayaan dan kerjasamanya. Demikian artikel penelitian pariwisata ini disusun, semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam pembangunan pariwisata setempat.

Kata kunci: Konsultan pariwisata, penelitian pariwisata, kajian pariwisata

Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di +62 812-3299-9470

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

six + 16 =

Latest Comments