Manuskrip merupakan koleksi langka yang dipunyai oleh setiap bangsa di belahan dunia. Masyarakat bisa mempelajari perjalanan hidup leluhurnya melalui naskah lama yang telah dianggit leluhurnya. Manuskrip sangat penting utuk dikaji dan dijaga kelestariannya karena ini merupakan jejeak sejarah yang sangat penting. Ini juga merupakan warisan masa lampau yang memuat pengetahuan yang berkaitan dengan realitas atau kondisi sosiokultural yang berlainan dengan kondisi sekarang.
Manuskrip juga mengandung informasi yang tak sembarangan dari bidang sastra, agama, hukum, adat istiadat, dan lannya. Informasi yang berada di manuskrip dapat membantu atau menjadi panduan bagi penekun sejarah maupun peneliti di bidang humaniora tatkala mempelajari topik yang dikajinya. Contohnya adalah serat yusup.
Serat yusup ini telah didaftarkan oleh Yatini Wahyuningsih, SE, M.Si pada tanggal 28 Juni 2021 di Surakarta. Serat ini ditulis sekitar tahun 1729 oleh Kanjeng Ratu Mas Blitar dengan dibantu oleh juru tulisnya, Pamijen Kasepuhan yang bertempat di Kartasura dengan setebal 206 halaman.
Menurut Nancy Florida, serat ini menceritakan tentang Nabi Yusup yang diakhiri dengan kisah kematian ayahnya, Nabi Yakub. Pakar sejarah Jawa, Pigeaud, dalam Literature of java I memberi pengantar umum tentang petualangan Nabi Yusup. Salinan naskah ini diproduksi atas titah Kngjeng Ratu Balitar, yang merupakan prameswari pakubuwana I kala bertahta 1703-1719.
Serat yusuf pada dasarnya merupakan salinan cerita Nabi Yusuf dalam Al-Quran, namun dalam serat ini memiliki tambahan peneceritaan sehingga memiliki alur kisah yang lebih banyak dibandingkan dengan yang ada dalam Al-Quran. Serat yusup ini merupakan salah satu manuskrip tertua yang tersimpan di Museum Radya Pustaka Surakarta.
Serat yusup ini ditulis di atas kertas dluwang gendhong memakai aksara Jawa. Manuskrip ini berukuran 34 x 26 cm, terdiri dari 206 halaman. Dalam manuskrip ini, terdapat iluminasi yang sangat indah di bagian awal naskah. Serat yusup ini menceritakan kebijaksanaan dan ketabahan Nabi Yusuf, salah satu putra dari Nabi Yakub. Saudara kandung Nabi Yusuf sangat iri dengan kasih sayang berbeda yang diberikan ayah mereka terhadap Nabi Yusuf, akhirnya saudaranya berbuat jahat dengan membuang Nabi Yusuf kedalam sumur dan melaporkan pada ayahnya bahwa Nabi Yusuf telah dimakan hewan buas dengan bukti baju Nabi Yusuf yang dilumuri darah. Kemudian Nabi Yusuf ditemukan oleh seorang raja dari mesir yang beristri Zulaikha dan diangkatlah menjadi anak. Namun karena ketampanan Nabi Yusuf, Zulaikha tertarik dan menggoda hingga menfitnah Nabi Yusuf yang ingin menggaulinya dan melaporkan pada suaminya. Akhirnmya, fitnah ini terungkap bahwa Zulaikha yang berbohong dengan bukti sobeknya baju Zulaikha di bagian belakang. Kisah ini berakhir dengan wafatnya ayah Nabi Yusuf.
Kisah dalam serat yusup merupakan tema dan penyebaran dakwah agama islam dengan contoh kebaikan yang digambarkan tokoh Nabi Yusuf seperti sifat berprasangka baik, kesabaran, ketaatan, kebijaksanaan serta kejujuran. Yusud dengan segala kesabarannya tetap memaafkan saudaranya yang dahulu ingin melenyapkannya.
Sampai sekarang, serat ini masih bertahan dengan upaya pelestariannya dari mulut ke mulut. Selain itu ada juga bentuk dokumentasinya berupa naskah, mikrofilm.
Kami selaku konsultan pariwisata mengucapkan terimakasih kepada Instansi terkait atas kepercayaan dan kerjasamanya. Demikian artikel penelitian pariwisata ini disusun, semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam pembangunan pariwisata setempat.
Kata kunci: Konsultan pariwisata, penelitian pariwisata, kajian pariwisata
Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di +62 812-3299-9470