Keanekaragaman suku budaya yang ada di Indonesia sangat beraneka ragam kebudayaannya. Kebudayaan mencakup semua hal yang dimiliki bersama suatu masyarakat. Budaya sangat erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Budaya mempengaruhi sikap, perilaku maupun cara pandang manusia. Budaya dapat diartikan sebagai sebuah pola pembelajaran, hubungan kelompok yang didalamnya terkandung verbal maupun non verbal, nilai-nilai, sistem kepercayaan, sistem ketidakpercayaan dan tingkah laku.
Hampir setap daerah memiliki budaya tersendiri. Di desa babakan mulya memiliki tradisi unik, yaitu mapag cai/kawin cai yaitu masyarakatnya mengadakan upacara adat untuk menghormati air sebagai salah satu sumber kehidupan, mereka juga sangat patuh memegang adat istiadat dan kepercayaan nenek moyangnya.
Upacara adat kawin cai ini merupakn kegiatan menikahkan air dari dua sumber mata air, yaitu sumber mata air Sumur Tujuh Cibulan (Cikembulan) dengan sumber mata air yang ada di Balong Dalem Tirta Yatra. Ritual upacara kawin adat ini diadakan pada malam jumat kliwon bulan Ruwah. Pemaknaan pesan dalam upacara adat kawin cai
- Pembahasan makna ikon
- Pakaian punduh (sesepuh), pada saat upacara, pakaian yang digunakan oleh punduh berupa pakaian adat berwarna putih-putih, yang menunjukkan bahwa punduh desa mempunyai kepribadian yang bersih, orang yang sudah ikhlas, dan tidak mementingkan masalah keduniawian.
- Ikat kepala (sorban, bendo), dimaknai agar kita sebagai umat muslim terttama bagi kaum laki-laki tidak juga terlepas dari penutup kepala.
- Keris, dimaknai untuk melindungi pengantin yang membawa air dari Balong Dalem ke Cikembulan hingga kembali Balong Dalem.
- Tarian adat pengiring, tarian yang digunakan bermacam-macam tergantung dari pihak pengelola atau panitia yang melaksanakan upacara adat kawin cai. Biasanya menggunakan tari buyung, tari lengseran, tari mapag penganten. Para penari minimal terdiri dari 18 orang untuk mengiringi pengantin yang membawa air dari Balong Dalem ke Cibulan dan kembali lagi ke Balong Dalem.
- Musik pengiring, musik yang digunakan pada saat prosesi upacara menggunakan improvisasi dari beberapa alat musik tradisional Sunda.
- Tujuh sumur sumber mata air cibulan (cikembulan) dan sumber mata air Balong Dalem, menurut mitologi masyarakat sekitar Cibulan merupakan peninggalan para Wali yang menyebarkan Agama Islam dan di Cibulan juga terdapat situs petilasan Prabu Siliwangi, Raja Padjajaran dan terdapat tujuh sumber mata air.
- Kendi, disimbolkan bahwa kendi bisa bermanfaat bagi masyarakat untuk menyimpan ataupun mengambil air juga mempunyai nilai budaya tersendiri dan kendi itu pun bisa membawa keberkahan, kehidupan dengan ketersediaan air di kendi itu dapat menyimpan air agar tidak dibuang sia-sia.
- Batu kawin, merupakan simbol dari balong dalem. Batu kawin ini adalah dua bongkah batu yang berdempetan satu sama lain menyerupai “alat kelamin” laki-laki dan perempuan.
Adapun maksud upacara adat ini adalah:
- Sebagai wujud permohonan kepada Tuhan supaya diberikan air subur dan menyuburkan untuk kehidupan manusia. Baik untuk keperluan sarana air bersih, perikanan, juga untuk sarana pengairan irigasi area persawahan yang ada di Babakan Mulya.
- Melestarikan alam agar lingkungan Balong Dalem terlihat hijau asri, sehingga para pengunjung Balong Dalem merasa betah dan nyaman.
Sebagai daya tarik destinasi wisata Balong Dalem supaya para wisatwan, baik dari dalam atau luar daerah banyak yang berminat untuk berkunjung
Kami selaku konsultan pariwisata mengucapkan terimakasih kepada Instansi terkait atas kepercayaan dan kerjasamanya. Demikian artikel penelitian pariwisata ini disusun, semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam pembangunan pariwisata setempat.
Kata kunci: Konsultan pariwisata, penelitian pariwisata, kajian pariwisata
Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di +62 812-3299-9470
No responses yet