Keris Gagrak Yogyakarta (prabot, wilah)

Kyai ageng Widya caraka (alm) mengungkapkan bahwa semua jenis karya seni dari kraton, termasuk keris selalu dijiwai falsafah: “sawiji, greged, sawiji, sengguh, ora mingkuh”.

Sawiji artinya kosentrasi tinggi di mana seluruh sanubari terpusat pada suatu tekad untuk menghasilkan karya tebaiknya, secara spiritual sawiji diartikan upaya menyatu dengan tuhan. Greged artinya dinamika atau keterpakuan estetik yang terkendali. Sengguh artinya percaya pada kemampuan, tidak terkekang oleh pertentangan, serta tidak menuju kesombongan. Ora mingkuh artinya dalam keadaan apapun tetap konsisten terhadap prinsip-prinsip yang harus dipertahankan. Falsafah ini sangat jelas terpancar pada wayang kulit buatan kraton, di mana tumit aki belakang sengaja dibuat terangkat, sebagai ekspresi dinamis. Selalu siap bilamana menghadapi bahaya (Dewan Ahli Yayasan Among Beksa, Kawruh Joged Mataram, Yogyakara 1981). Dalam Tosan aji diimplementasikan ke dalam karakteristik “laras tapis, ngayang bathin” yaitu bentuk larasan sempurna sehingga mampu menggetarkan jiwa.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

19 − sixteen =

Latest Comments